Jakarta, IDN Times - Koalisi Perempuan Indonesia menuntut permintaan maaf dari Menteri Kebudayaan, Fadli Zon lantaran membantah pernah terjadi peristiwa perkosaan massal pada Mei 1998. Menurut mereka, pernyataan menteri dari Partai Gerindra itu mengingkari fakta sejarah dan keputusan mantan Presiden BJ Habibie Nomor 181 Tahun 1998 tentang Pembentukan Komnas Perempuan.
Salah satu anggota Koalisi Perempuan Indonesia, Ita Fatia Nadia, merupakan salah satu anggota tim relawan kemanusiaan pada Mei 1998. Ia menunjukkan foto berisi 11 perempuan, termasuk Saparinah Sadli yang menemui Habibie. Mereka menyerahkan data, dokumen dan fakta yang terjadi pada Mei 1998.
"Presiden Habibie ketika itu mengatakan percaya dan menerima bahwa telah terjadi perkosaan massal terhadap etnis Tionghoa pada Mei 1998. Ia bertanya kepada kami, 'apa yang harus saya lakukan?'" ujar Ita menirukan Habibie kala itu dalam diskusi virtual, Jumat (13/6/2025).
Saparinah kemudian meminta agar dibentuk satu komisi yang melindungi perempuan dari tindak kekerasan. Itulah awal mula dibentuknya Komisi Nasional Perempuan.
"Jadi, apa yang disampaikan oleh Menteri Fadli Zon adalah sebuah dusta! Sebagai pejabat publik, seharusnya menumbuhkan dan menyemai satu bangunan untuk recalling memory untuk reparasi bagi mereka yang jadi korban," kata dia.