Fadli Zon: Prabowo Berharap Revisi Sejarah Ditulis Secara Lebih Detail

- Buku revisi sejarah bakal diuji publik, direncanakan terbit pada 17 Agustus 2025
- Sejarawan bakal memaparkan isi buku saat uji publik, dilakukan serentak di beberapa titik di wilayah Indonesia
- Fadli Zon menegaskan revisi sejarah tidak ditulis oleh politisi atau simpatisan, melainkan langsung oleh sejarawan
Jakarta, IDN Times - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengungkap respons Presiden Prabowo Subianto terhadap reaksi pro dan kontra di masyarakat terkait revisi sejarah yang sedang disusun dalam 10 jilid.
Hal itu disampaikan Fadli Zon dalam program Real Talk with Uni Lubis, Senin (8/6/2025).
“Gimana respon dari Presiden Prabowo terhadap muncurnya respons dan reaksi terhadap revisi sejarah ini?” tanya Uni Lubis.
Fadli Zon mengaku belum berkonsultasi dengan Prabowo lebih spesifik terkait dengan revisi sejarah ini. Namun demikian, secara umum Prabowo meminta agar revisi sejarah ditulis secara detail.
“Malah Pak Prabowo berharap nanti kita akan menuliskan sejarah-sejarah yang lebih detail lagi gitu ya,” ujar Fadli Zon.
1. Buku revisi sejarah bakal diuji publik

Misalnya kata dia, sejarah tentang sains dari masa Hindia Belanda yang belum pernah ada. Padahal, sains teknologi dalam pangan tentang hama sudah pernah diteliti dengan detail.
Buku ini nantinya direncanakan terbit pada 17 Agustus 2025 atau tepat 80 tahun Indonesia Merdeka. Namun sebelum itu bakal dilakukan uji publik.
“Kita rencananya mungkin Juli ini (uji publik),” kata Fadli Zon.
2. Sejarawan bakal memaparkan isi buku saat uji publik

Nantinya uji publik akan dilakukan serentak di beberapa titik di wilayah Indonesia. Sejarawan yang menulis revisi sejarah itu bakal menjadi pembicara dalam forum tersebut.
“Dan tentu kita juga akan mendengar lebih banyak masukan dan yang paling penting itu kita memulai dan menjadikan sejarah itu penting kembali. Jangan sampai sejarah itu diolah hanya oleh sosial media yang kita nggak tahu kebenarannya,” kata Fadli Zon.
3. Fadli Zon menegaskan revisi sejarah tidak ditulis oleh politisi atau simpatisan

Oleh karena itu, Fadli Zon menyerahkan revisi sejarah Indonesia ini ditulis langsung oleh sejarawan. Bukan politisi apalagi simpatisan.
“Jadi harus sejarawan lah yang punya otoritas. Saya kira kan kita di era modern ini semuanya berbasis pada kompetensi. Nah kompetensi itu ya harus pada bidangnya. Kalau dokter ya dokter lah yang punya kompetensi. Kalau insinyur ya insinyur. Kalau sejarawan ya dia lah yang tahu sejarahnya,” kata Fadli Zon.