Kondisi Jamarat Padat, Jemaah Diminta Patuhi Jadwal

Intinya sih...
- Jutaan jemaah haji, termasuk Indonesia, diberangkatkan ke Mina untuk lontar jumrah Aqabah, Ula, dan Wustha.
- Juru Bicara Media Center Haji Kementerian Agama mengatakan jemaah haji Indonesia harus patuh pada waktu lontar yang diatur Arab Saudi.
Makkah, IDN Times - Setelah mabit di Muzdalifah, jutaan jemaah, termasuk dari Indonesia diberangkatkan ke Mina. Mereka akan menunaikan lontar jumrah, yaitu Aqabah, Ula, dan Wustha. Demi keselamatan, Arab Saudi pun mengatur waktu melontar setiap negara.
Juru Bicara Media Center Haji Kementerian Agama, Widi Dwinanda, mengatakan, jemaah haji Indonesia dilarang untuk datang di waktu di luar ketentuan dari Arab Saudi.
“Penetapan jadwal ini dalam rangka memberikan perlindungan dan kelancaran pergerakan jemaah haji saat lontar jumrah,” kata Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta, Minggu (16/7/2024).
1. Kondisi Jamarat Minggu pagi sangat padat
Berdasarkan pantauan IDN Times di lapangan, kondisi di Jamarat atau tempat lempar jumrah, terutama paling bawah sangat padat. Cukup banyak jemaah, baik Indonesia maupun negara lain terpisah dari rombongan.
Pada Minggu, seluruh jemaah haji harus menuntaskan lempar jumrah Aqabah dengan 7 kerikil. Jemaah haji kemudian harus melanjutkannya dengan bercukur atau Tahallul Awal.
“Bagi laki-laki diutamakan mencukur gundul, sedangkan perempuan cukup memotong rambutnya sepanjang ruas jari. Setelah tahap ini, jemaah dapat lepas ihram dan diperbolehkan memakai pakaian biasa,” kata Widi.
2. Setelah melempar Aqabah, jemaah harus melempar tiga jumrah hari selanjutnya
Mengutip penjelasan Buku Manasik Haji yang diterbitkan Kementerian Agama, kata Widi, setelah hari pertama melontar jumrah Aqabah, pada hari kedua jemaah harus melontar ke arah tiga jumrah, yaitu Ula, Wustha, dan Aqabah dengan niat mengenai objek jumrah (marma) dan kerikil masuk ke dalam lubang marma. Melontar jumrah dilakukan pada hari Nahar dan hari Tasyrik.
“Hukum melontar jumrah adalah wajib. Bila seseorang tidak melaksanakannya dikenakan dam atau fidyah. Bagi jemaah yang berhalangan, melontar jumrah dapat dibadalkan oleh orang lain,” terang dia.
“Melontar jumrah harus sesuai dengan urutan yang benar, yaitu mulai jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah. Lontar jumrah dilakukan satu per satu kerikil. Melontar dengan tujuh kerikil sekaligus dihitung satu lontaran. Pastikan kerikil mengenai marma dan masuk lubang,” sambungnya.
3. Jemaah diminta jaga kesehatan dan patuhi jadwal
Karena kondisi di Jamarat dan Mina sangat padat, kata Widi, jemaah diimbau untuk menghindari aktivitas yang bisa menyebabkan kelelahan, makan tepat waktu, minum obat dan suplemen yang dibutuhkan.
“Minum air putih untuk menjaga kebugaran dan hidrasi tubuh serta istirahat yang cukup. Segera hubungi dokter jika merasa ada keluhan kesehatan,” ujarnya.
Bila tidak ada keperluan mendesak, Widi mengimbau jemaah untuk tetap berada di tenda. Jangan lupa juga memakai masker selama di luar tenda. Maklum, kawasan Mina padat dan berdebu.
“Kenali dengan baik identitas dan jalur menuju tenda masing-masing agar tidak tersesat. Jangan segan dan sungkan untuk meminta bantuan petugas bila menemukan kesulitan,” katanya.
PPIH, kata Widi, telah menempatkan petugas di sepanjang jalur menuju Jamarat. Di sejumlah titik terdapat petugas kesehatan yang bersiaga menangani jemaah yang membutuhkan penanganan medis. PPIH juga menyiapkan ambulans di area Jamarat bila ada jemaah yang harus mendapat tindakan medis lebih lanjut.
Berikut jadwal lontar jumrah jemaah haji Indonesia
1. Tanggal 10 Zulhijah
Pukul 00.00 – 04.30 WAS dan Pukul 10.00 – 00.00 WAS
Pada tanggal ini, jemaah haji Indonesia dilarang lontar pada pukul 04.30 – 10.00 WAS
2. Tanggal 11 Zulhijah
Pukul 05.00 – 11.00 WAS
Pukul 11.00 – 17.00 WAS
Pukul 17.00 – 00.00 WAS
3. Tanggal 12 Zulhijah
Pukul 00.00 – 05.00 WAS
Pukul 05.00 – 10.30 WAS
Pukul 14.00 – 18.00 WAS
Pukul 18.00 – 00.00 WAS
4. Tanggal 13 Zulhijah
Pukul 00.00 – 05.00 WAS
Pukul 05.00 – 17.00 WAS