(IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Sebuah coretan dengan narasi yang meminta agar Presiden Joko "Jokowi" Widodo ditangkap dan diadili, terpampang jelang penetapan hasil Pemilu 2024.
Coretan itu berada di beton blokade di depan jalan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2024) siang.
"Tangkap dan adili Jokowi," demikian bunyi narasi dalam coretan tersebut.
Sejak awal rekapitulasi dimulai pada 28 Februari 2024, sejumlah gelombang aksi tolak Pemilu 2024 berdatangan di kantor KPU RI, Bawaslu RI, depan Istana, hingga depan gedung DPR/MPR. Masyarakat sipil hingga pendukung paslon tertentu menduga kontestasi pemilu penuh dugaan kecurangan.
Terbaru, mantan Danjen Kopassus, Mayjen (Purn) Soenarko pun turut menggelar demonstrasi di depan Kantor KPU pada Senin (18/3/2024).
Soenarko mengatakan, dugaan kecurangan Pemilu 2204 yang terjadi disebabkan karena Presiden Jokowi.
"Sutradara kecurangan ini adalah Jokowi, KPU itu hanya operator," kata dia saat ditemui di tengah-tengah massa.
Dia mengingatkan KPU agar menghentikan penghitungan suara, dan dilakukan audit forensik. Soenarko memastikan, kedatangannya dalam aksi itu merupakan keinginan pribadinya dan tak ada dorongan dari pihak mana pun.
"Mengingatkan kepada KPU agar menghentikan perhitungan suara curang. Untuk itu mereka harus mau diaudit forensik, karena kita sudah tahu kecurangan dari Sabang sampai Merauke sudah terbuka," kata Soenarko.