Bom Bunuh Diri di Afghanistan Hancurkan Pesta Pernikahan

Bom bunuh diri tewaskan sebanyak 63 orang

Kabul - IDN Times - Pesta pernikahan seharusnya berjalan penuh kebahagian dan meriah. Akan tetapi harapan itu berbanding terbalik di sebuah pesta pernikahan di Kabul, Afghanistan.

Acara pernikahan yang digelar pada Sabtu (17/8) itu, mendadak penuh jeritan pilu setelah adanya bom bunuh diri yang menewaskan sebanyak 63 orang yang menghadiri acara tersebut.

Baca Juga: AS Berencana Tarik Ribuan Pasukan dari Afganistan

2. Mempelai pria kehilangan harapan

Bom Bunuh Diri di Afghanistan Hancurkan Pesta PernikahanFOTO ANTARA/Mohammad Ismail/

Dalam wawancara media, Mirwais Elmi sang mempelai pria dari pesta pernikahan tersebut mengaku telah kehilangan harapan.

"Saya kehilangan harapan. Saya kehilangan saudara laki-laki saya, saya kehilangan kawan-kawan saya, saya kehilangan kerabat saya. Saya tidak akan menemukan kebahagiaan lagi dalam hidup saya,” ujarnya seperti yang dikutip dari BBC.

Pesta pernikahan di Afghanistan biasanya digelar di aula besar, dengan tamu laki-laki dipisahkan dari tamu perempuan dan anak-anak.

3. ISIS mengklaim pelaku peledakan itu ialah pejuang mereka

Bom Bunuh Diri di Afghanistan Hancurkan Pesta PernikahanFOTO ANTARA/Omar Sobhani/

Dalam sebuah pernyataan, kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau (ISIS) mengatakan bahwa salah seorang pejuang mereka meledakan diri di satu "pertemuan besar", sementara yang lainnya "meledakan kendaraan yang sedang diparkir" ketika petugas tanggap darurat tiba.

Serangan tersebut terjadi di distrik yang sebagian besar dihuni oleh Muslim Syiah. Militan Muslim Sunni, termasuk Taliban dan ISIS, telah berkali-kali menyasar kelompok minoritas Syiah Hazara di Afghanistan dan Pakistan.

4. Berbagai tanggapan dan reaksi untuk peristiwa pengeboman

Bom Bunuh Diri di Afghanistan Hancurkan Pesta PernikahanTwitter/ashrafghani/

Banyak tanggapan dan reaksi dari berbagai kalangan atas tragedi pengeboman yang sangat brutal yang teradi pada pesta pernikahan yang tenah dihadiri banyak orang. Di antaranya tanggapan, Presiden Afghanistan dalam akun Twitternya mengatakan ia telah mengadakan pertemuan keamanan untuk "meninjau dan mencegah kecolongan keamanan seperti ini."

Sementara itu kepala eksekutif Afghanistan, Abdullah Abdullah, menyebut serangan tersebut "kejahatan terhadap kemanusiaan". Sementara Duta Besar AS untuk Afghanistan, John Bass, menyebutnya sebagai tindakan "kebobrokan ekstrem".

Seorang juru bicara Taliban mengatakan jika kelompoknya "sangat mengutuk" serangan keji tersebut.

"Tidak ada pembenaran untuk pembunuhan yang disengaja dan brutal seperti itu, dan menyasar perempuan dan anak-anak," kata Zabiullah Mujaheed.

Baca Juga: Komandan Utama AS di Afganistan Akui Taliban Tidak Bisa Dikalahkan

5. Perkembangan perundingan damai di Afghanistan masih dipertanyakan

Bom Bunuh Diri di Afghanistan Hancurkan Pesta Pernikahan(Ilustrasi) FOTO ANTARA/Noorullah Shirzada/AFP/

Dilansir dari BBC, perwakilan Taliban dan AS telah mengadakan perundingan di Ibu Kota Qatar, Doha, dan kedua belah pihak melaporkan kemajuan. Pada Minggu (18/8), Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada wartawan di New Jersey bahwa perundingan berjalan dengan baik.

"Kami melakukan diskusi yang sangat baik dengan Taliban. Kami melakukan diskusi yang sangat baik dengan pemerintah Afghanistan," ujarnya.

AS menempatkan sekitar 14.000 tentara di Afghanistan dan merupakan bagian dari misi NATO di sana. Sejak awal kepresidenannya, Trump mengungkapkan keinginan untuk menarik pasukan AS dari negara tersebut.

Kesepakatan hasil perundingan akan mencakup penarikan pasukan AS secara bertahap, dan sebagai gantinya jaminan Taliban bahwa Afghanistan tidak akan digunakan oleh kelompok-kelompok ekstremis untuk menyerang AS.

Taliban juga akan memulai perundingan dengan delegasi Afghanistan tentang kerangka kerja untuk perdamaian, yang termasuk gencatan senjata pada akhirnya. Para militan telah menolak untuk bernegosiasi dengan pemerintah Afghanistan sampai jadwal untuk penarikan tentara AS disetujui. Taliban sekarang mengendalikan lebih banyak wilayah sejak mereka dijatuhkan dari kekuasaan pada 2001.

Baca Juga: Anak Kecil Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri di Afganistan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya