Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
siaranpers_pemprov_dki-20250729111524_1io01v_558.jpeg
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, beserta jajaran meninjau Waduk Pluit, di Penjaringan, Jakarta Utara, pada Selasa (29/7).(jakarta.go.id/pusatmedia)

Intinya sih...

  • Pemprov DKI Jakarta terus melakukan optimalisasi infrastruktur dan peralatan penunjang untuk pencegahan banjir, termasuk menambah jumlah rumah pompa baru.

  • Pemprov DKI Jakarta sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp4 triliun untuk penanganan banjir jangka menengah dan panjang, serta akan memodernisasi alat pengendali banjir dengan teknologi canggih.

  • Kesiapsiagaan Pemprov DKI Jakarta dalam menghadapi banjir tercermin pada gerak cepat dan tanggapan masyarakat, serta imbauan kepada warga agar tetap waspada terhadap potensi banjir.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap kali hujan turun deras, banyak warga Jakarta kepikiran soal banjir. Wajar aja, banjir emang jadi permasalahan kompleks yang menghantui ibu kota. Tapi, saat ini kamu gak perlu panik berlebihan. Pasalnya, Pemprov DKI Jakarta, di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung, terus berbenah dengan berbagai langkah strategis.

Nah, penasaran gak sih langkah apa saja yang telah disiapkan Gubernur Pramono untuk menangani banjir? Yuk, simak poin-poin di bawah ini!

1. Optimalisasi infrastruktur dan peralatan penunjang

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung beserta jajaran meninjau Waduk Pluit, di Penjaringan, Jakarta Utara, pada Selasa (29/7).(jakarta.go.id/pusatmedia)

Pemprov DKI Jakarta terus melakukan optimalisasi berbagai infrastruktur pencegah banjir, termasuk peralatan penunjang. Sebagai contoh, Gubernur Pramono meninjau Waduk Pluit, di Penjaringan, Jakarta Utara, pada Selasa (29/7).

Tinjauan ini bertujuan untuk melihat mekanisme antisipasi dan pencegahan banjir yang dilakukan di rumah pompa Waduk Pluit. Menurutnya, operasional yang optimal di Waduk Pluit dapat menjaga berbagai kawasan strategis, seperti area Istana Negara dan sekitarnya, tetap terkendali saat musim hujan.

"Ini adalah waduk yang paling prioritas. Ada tiga pompa di sini yang melayani daerah VVIP, termasuk Istana Negara. Saya ingin melihat persiapan, tindakan, serta pencegahan dapat berjalan lebih baik. Dengan demikian, air dapat cepat surut," ujarnya.

Pramono berpesan kepada jajaran Dinas SDA DKI Jakarta untuk terus memantau proses mekanisme pencegahan banjir dan merawat berbagai peralatan penunjang agar tetap beroperasi secara optimal. 

Tak hanya itu, jumlah rumah pompa baru ke depannya akan ditambah sebanyak 13 titik. Saat ini, rencana tersebut tengah dikomunikasikan dengan DPRD DKI Jakarta. 

Gubernur Pramono menekankan, pihaknya berkomitmen menangani persoalan banjir secara sungguh-sungguh. Salah satunya dengan melakukan normalisasi Sungai Ciliwung.

2. Pengendalian banjir jangka menengah dan panjang DKI Jakarta

Ilustrasi normalisasi sungai (dok. beritajakarta.id)

Pemprov DKI Jakarta juga sudah menyiapkan rencana penanganan jangka menengah dan panjang. Pramono menyebut pihaknya sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp4 triliun untuk penanganan banjir, termasuk normalisasi Sungai Ciliwung, pembebasan lahan, hingga pengadaan pompa, dan lainnya.

Selain itu, alat-alat pengendali banjir juga akan dimodernisasi dengan teknologi yang lebih canggih. Misalnya, saat ini untuk pembersihan lumpur pasca-banjir masih bergantung pada ekskavator dan alat berat. Pemprov DKI Jakarta juga berencana menambah pompa-pompa penyedot lumpur yang banyak digunakan oleh negara maju. 

Pramono mengakui biaya yang dibutuhkan untuk modernisasi alat sangat tinggi. Karena itu, ia menekankan perlunya perencanaan matang dalam pengadaannya.

"Tadi saya sampaikan kepada Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Lingkungan Hidup memang harus ada modernisasi (alat pengendali banjir). Ini kan masih bergantung kepada alat berat ekskavator untuk mengambil lumpurnya," ujar Pramono, (29/7).

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Wibi Andrino mendukung langkah Gubernur Pramono yang mendorong modernisasi alat pengendali banjir. Menurut Wibi, penggunaan teknologi pompa lumpur canggih merupakan bentuk adaptasi terhadap tantangan perubahan iklim dan pesatnya urbanisasi.

3. Gerak cepat hadapi banjir dan tanggapan masyarakat

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memimpin apel dan memberikan arahan siaga antisipasi banjir di Jalan Binawarga, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Selasa (8/7) (jakarta.go.id/pusatmedia)

Kesiapsiagaan Pemprov DKI Jakarta juga tecermin pada awal Juli lalu saat banjir menggenangi sejumlah wilayah ibu kota. Pramono menegaskan, penanganan banjir dilakukan secara cepat dan tepat, dengan perencanaan matang serta antisipasi kemungkinan di luar prediksi.

Ia menekankan pentingnya koordinasi lintas instansi agar langkah antisipatif berjalan efektif, dengan keselamatan warga sebagai prioritas utama. “Saya minta wali kota dan dinas-dinas terkait siaga 24 jam dalam menangani banjir,” jelas Pramono pada keterangannya.

Gubernur Pramono juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi banjir. Masyarakat dapat memanfaatkan kanal informasi genangan dan banjir di kanal berikut:

  1. pantaubanjir.jakarta.go.id untuk Info terbaru terkait informasi banjir serta penanganannya.

  2. Jaki untuk melapor melalui fitur Laporan Warga.

  3. BMKG untuk mendapatkan peringatan dini potensi bencana.

  4. Website dan Media Sosial BPBD untuk mendapatkan peringatan dini, tinggi muka air, update banjir/genangan, penanganan bencana.

  5. Jakarta Siaga 112 bisa digunakan dalam keadaan darurat. 

Rizal (30), warga Jatinegara, mengaku penanganan banjir di daerahnya dilakukan dengan cepat. Ia mengaku sempat menerima bantuan makanan dan sandang dari Dinas Sosial DKI Jakarta.

Alhamdulillah, bantuan datang cepat. Air surut juga nggak lama. Saya dan keluarga sempat dapat bantuan makan dan sandang dari Dinsos, jadi nggak terlalu kerepotan,” ujarnya.

Nurlita (27), warga Jakarta Utara, mengaku senang banyak layanan darurat bagi mereka yang terdampak banjir. “Sekarang lebih tenang karena ada banyak layanan darurat. Jadi kalau banjir, kami nggak bingung harus lapor ke mana,” katanya. (WEB)

Editorial Team