Lebih Menguntungkan, Kementan Ajak Petani Madura Tanam Jagung Hibrida

Sampang, IDN Times - Selain padi dan tembakau, jagung menjadi komoditas penting bagi warga Pulau Madura. Saat ini, 90 persen petani jagung di Sampang menggunakan varietas lokal dengan produksi 1–1,6 ton per ha. Oleh sebab itu, Kementerian Pertanian dengan pemerintah setempat mengajak petani jagung di Madura untuk mulai menanam jagung hibrida karena produktivitas jagung tersebut sekitar 6–7 ton per ha.
1. Jagung Hibrida dapat tingkatkan pendapatan petani

Harga jagung hibrida juga lebih tinggi dibandingkan varietas lokal, yakni mencapai 8 ribu rupiah per kilogram pada Januari lalu. Dengan luas lahan jagung 54 ribu ha, pemerintah melihat adanya peluang untuk menyejahterakan petani jagung di daerah tersebut.
“Dari menanam jagung hibrida, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan bagi petani Sampang,” ujar Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kab. Sampang, Suyono saat membuka Bimbingan Teknis Budidaya Jagung, Cabai, dan Bawang Merah untuk 90 petani Sampang di Desa Torjun, Kamis (21/3).
Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah pun berjanji varietas jagung lokal di Madura tetap dilestarikan sebagai varietas sosial budaya.
2. Bagi warga Madura, jagung menjadi makanan pokok mereka selain beras

Suyono juga mengatakan bahwa ada dua jenis jagung, yaitu kretek dan elos. Jagung kretek memiliki tongkol dan biji yang kecil berwarna kuning. Panjang tongkol tersebut sekitar 10 cm. Adapun karakteristik jagung elos hampir mirip dengan jagung kretek, tetapi menghasilkan tongkol yang lebih panjang sekitar 15–17 cm. Umur kedua jagung itu sama, yakni 70 hari.
Bagi warga Madura, jagung menjadi makanan pokok mereka selain beras. Dibandingkan dengan jagung hibrida, jagung lokal tidak terlalu keras sehingga bisa menjadi makanan pokok sehari-hari.