4 Alasan Korban Kekerasan dalam Pacaran Sulit Akhiri Hubungan 

Keputusannya terbilang kompleks, dipengaruhi banyak faktor

Jakarta, IDN Times - Kasus kekerasan dalam pacaran (KDP) kembali terjadi.
Terbaru Leon Dozan, putra dari aktor Willy Dozan, melalukan tindakan tersebut terhadap kekasihnya, Rinoa Aurora.

Melihat fenomena kekerasan dalam pacaran, tak jarang korban tetap bertahan dalam hubungannya meski sudah alami berbagai tekanan dan kekerasan.

Komnas Perempuan menyebut, ada beberapa alasan mengapa seseorang kembali kepada pasangan yang telah melakukan kekerasan.

"Keputusan ini sangat kompleks dan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis, emosional, dan situasi korban, yang berbeda antara satu korban dengan korban lainnya," kata Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi kepada IDN Times, dikutip Sabtu (18/11/2023).

1. Ada fase minta maaf atau bulan madu

4 Alasan Korban Kekerasan dalam Pacaran Sulit Akhiri Hubungan Ilustrasi kekerasan (IDN Times/Sukma Shakti)

Ami, sapaan karibnya Siti Aminah, mengungkapkan jika secara umum terdapat berbagai alasan kenapa korban bertahan di hubungan yang diwarnai kekerasan.

Pertama adalah siklus Kekerasan. Ada pola siklus KDP mulai dari munculnya ketegangan atau konflik, kemudian melakukan kekerasan, meminta maaf, menjanjikan perubahan dan sementara waktu hubungan terasa baik.

Pada fase meminta maaf atau bulan madu, dijelaskan Ami, pelaku kekerasan akan meminta maaf, berjanji tidak mengulangi, dan memperlakukan korban dengan romantis.

"Disisi korban, ia akan menyalahkan diri sebagai penyebab kekerasan dan memiliki harapan pelaku akan merubah prilakunya jika ia memaafkan. Pada fase inilah, korban akan kembali kepada pasangannya," kata Ami.

Baca Juga: Anggota DPRD Diduga Aniaya Kekasih, Begini Fenomena Kekerasan Pacaran

2. Membuat korban merasa bersalah dan percaya hubungannya berhasil

4 Alasan Korban Kekerasan dalam Pacaran Sulit Akhiri Hubungan Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi (IDN TImes/Dini Suciatiningrum)

Selain itu, korban bertahan karena ada manipulasi emosional yang dilalukan pelaku kekerasan dengan membuat korban merasa bersalah, percaya bahwa mereka bisa membuat hubungan tersebut berhasil.

Para pelaku kekerasan juga memanipulasi emosi dengan mengatakan mereka seharusnya berbuat lebih baik untuk pasangannya.

3. Korban dijauhkan dari akses sosialnya

4 Alasan Korban Kekerasan dalam Pacaran Sulit Akhiri Hubungan Ilustrasi Wanita Bekerja (IDN Times/Dwi Agustiar)

Ada alasan lainnya ketika korban enggan beranjak dari hubungan yang penuh kekerasan, yakni korban diisolasi secara sosial oleh pelaku. Korban dibatasi aksesnya untuk mendapat dukungan sosial atau membuat mereka merasa terisolasi dari keluarga, teman, atau sumber daya lainnya.

"Hal ini membuat korban merasa bahwa pasangan adalah satu-satunya orang yang mereka miliki dan seakan-akan tidak ada alternatif lain selain tetap berada dalam hubungan ini," kata Ami.

4. Ketakutan dapat balasan dan ancaman pada keluarga

4 Alasan Korban Kekerasan dalam Pacaran Sulit Akhiri Hubungan ilustrasi penganiayaan perempuan (IDN Times/Sukma Shakti)

Selain itu, ada rasa takut atau ancaman yang dilontarkan pelaku pada korban kekerasan dalam pacaran. Ancaman atau rasa takut ini bisa berupa ketakutan balasan yang akan lebih buruk jika korban meninggalkan atau mengakhiri hubungan.

Hal ini membuat korban merasa sulit untuk pergi. Alhasil, mereka memilih bertahan walau terus dalam tekanan.

"Ancaman ini bisa juga menyasar anak korban (jika korban adalah perempuan kepala keluarga). Rasa takut ini tidak semata-mata karena ancaman kekerasan fisik, tetapi juga ancaman penyebaran konten intim selama keduanya berelasi," katanya.

Baca Juga: Kasus Leon Dozan, Komnas Perempuan Ungkap Dampak Kekerasan Kekasih

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya