Atasi Stunting, Menteri PPPA: Dibutuhkan Kemauan dan Tekad

Stunting jadi persoalan serius di dunia

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, mengatakan, stunting adalah persoalan serius dunia, termasuk di Indonesia.

Menurut Bintang, permasalahan stunting di Indonesia tidak terlepas dari rendahnya kesadaran para ibu sejak masa kehamilan hingga proses tumbuh kembang anak masa balita. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah berbagai kerentanan terhadap perempuan dan anak, termasuk stunting.

"Dibutuhkan kemauan, tekad, dan kerja keras dari seluruh pihak untuk menuntaskan praktik diskriminasi, sikap meremehkan, sikap menomorduakan, prasangka dan stereotip tentang kelompok rentan, baik itu perempuan maupun anak, yang tercipta akibat budaya patriarki yang mengakar selama berabad-abad," kata Bintang di acara Kick Off Meeting Pancasila dalam Tindakan 'Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga', dilansir Sabtu (18/2/2023).

Baca Juga: Jelang 2024, Keterwakilan Caleg Perempuan Disoroti Kemen PPPA

1. Kontribusi kesenjangan gender pada stunting

Atasi Stunting, Menteri PPPA: Dibutuhkan Kemauan dan TekadImunisasi bayi di tengah pandemik COVID-19 (ANTARA FOTO/Fauzan)

Menurut Bintang, program tersebut dapat menjadi ruang bagi seluruh pihak untuk berdiskusi, melahirkan solusi-solusi inspiratif dan inovasi yang memberikan jalan keluar secara kreatif.

Utamanya dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak ke depannya serta membebaskan mereka dari belenggu tantangan yang menghambat langkah majunya.

"Selain stunting, kesenjangan gender yang berkontribusi pada lahirnya berbagai masalah sosial, termasuk relasi kuasa yang menciptakan praktik-praktik kekerasan berbasis gender," kata dia.

Baca Juga: Menteri PPPA Dorong Perempuan Korban Kekerasan Berani Speak Up

2. Perempuan dan anak jadi kelompok rentan

Atasi Stunting, Menteri PPPA: Dibutuhkan Kemauan dan TekadIlustrasi bayi. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Situasi tersebut, kata Bintang, menempatkan perempuan dan anak selaku kelompok rentan sebagai korban terbesar.

Selain itu, salah satu isu yang masih dihadapi hingga saat ini dan sangat berpengaruh terhadap angka stunting adalah perkawinan anak.

"Untuk menjawab berbagai tantangan isu perempuan dan anak, sangat diperlukan suatu gerakan semesta di antara pemerintah organisasi masyarakat, lembaga pendamping dan akademisi. Demikian pula sinergi pusat dan daerah merupakan kunci dari kecepatan dan ketepatan penanganan berbagai masalah ini," kata dia. 

Baca Juga: Menteri PPPA Dorong DPR Segera Sahkan RUU PPRT

3. Gotong royong antarlembaga untuk cegah stunting

Atasi Stunting, Menteri PPPA: Dibutuhkan Kemauan dan TekadIlustrasi Imunisasi (Dok. Kemenkes)

Sementara itu, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, mengajak seluruh pihak untuk mengaktualisasi nilai-nilai Pancasila. Salah satunya adalah gotong royong antarlembaga untuk mencegah stunting di Indonesia.

Pencegahan stunting, kata dia, merupakan salah satu program prioritas nasional Indonesia yang bertujuan mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul guna meningkatkan kualitas Indonesia untuk memetik bonus demografi.

"Terselenggaranya kick off meeting ini sekaligus dalam upaya mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila, menggugah, menggali, dan menyebarkan kesadaran serta merumuskan langkah-langkah pencegahan stunting, kekerasan seksual pada anak dan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga serta mengantisipasi bencana," ujar dia.

Baca Juga: Jika Prabowo Presiden, Gerindra Yakin RI Bebas Stunting dan Kemiskinan

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya