Azyumardi Azra Dikenang Jemaat Ahmadiyah Sebagai Sosok Toleran

Sosok yang kutuk keras tindakan intoleransi di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) turut menyampaikan rasa duka cita atas wafatnya Ketua Dewan Pers, Azyumardi Azra.

"Seluruh keluarga besar Jemaat Ahmadiyah turut berduka yang mendalam atas wafatnya Prof. Dr Azyumardi Azra pada Minggu, 17 September 2022," kata Juru Bicara JAI Yendra Budiana, dalam keterangannya, Senin (19/9/2022).

Bagi jemaat Ahmadiyah, sosok Prof.  Azra adalah cendekiawan muslim yang dinilai konsisten sejak lama memperjuangkan sikap inklusif, serta kesetaraan pada seluruh kelompok.

Baca Juga: Putra Azyumardi Azra: Wajah Bapak Sangat Damai

1. Prof. Azra sosok yang turut kutuk keras tindakan intoleransi di Indonesia

Azyumardi Azra Dikenang Jemaat Ahmadiyah Sebagai Sosok ToleranGuru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra, bersama Arkeolog independen dan peneliti situs-situs sejarah di Sumatera E.Edwards McKinnon dan Guru Besar UIN Ar Raniry Misri A.Muchlisin memberikan materi (Dok. Istimewa)

Menurut jemaat Ahmadiyah juga, Azra adalah sosok yang turut mengutuk keras tindakan intoleransi di Indonesia. Kenangan jemaah Ahmadiyah adalah saat bagaimana Azra pada 2005, tetap konsisten saat Ahmadiyah diserang kelompok intoleran denga melakukan kajian soal fatwa sesat Ahmadiyah.

"Salah satu sikap konsisten dari Prof Dr. Azyumardi Azra adalah 17 tahun lalu pada 2005, saat Ahmadiyah di serang oleh kelompok intoleran. Dan pada saat itu tidak banyak tokoh-tokoh Nasional yang bersikap.

Prof. Azra sebagai rektor universitas Islam Syarif Hidayatullah kala itu, langsung meminta agar MUI mengkaji ulang tentang fatwa sesat Ahmadiyah, dan mengutuk keras tindakan penyerangan terhadap Kantor Pusat Ahmadiyah di Parung Bogor pada Juli  2005," ujar Yendra.

2. Banyak pihak minta Ahmadiyah menulis pandangannya tentang kebangsaan

Azyumardi Azra Dikenang Jemaat Ahmadiyah Sebagai Sosok ToleranKetua Dewan Pers, Azyumardi Azra dan Rosiana Silalahi dalam acara Ngobrol Seru "Media, Demokrasi, dan Pemilu 2024" pada Jumat (24/6/2022). (IDN Times/Herka Yanis)

Sikap konsisten pada Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan (KBB) serta kedekatan Azra dengan Jemaat Ahmadiyah, juga diklaim begitu terasa. Misalnya pertemuan pada 2017 dalam acara Baitul Muslimin.

"Saat itu Prof. Dr. Azyumardi Azra banyak meminta Ahmadiyah menulis pandangan-pandangannya tentang kebangsaan khususnya terhadap Pancasila agar publik Indonesia semakin paham tentang sistem Khilafah Ahmadiyah. Hal yang sama juga disampaikan oleh beliau pada tahun 2019, saat bertemu di sebuah acara duta besar Amerika bagaimana agar SKB 3 Menteri tentang Ahmadiyah itu bisa dicabut," kata Yendra.

Baca Juga: Azyumardi Azra Wafat, Ketum PGI: Pemikir Independen dan Guru Bangsa 

3. Cendekiawan Muslim yang sangat penting bagi Indonesia

Azyumardi Azra Dikenang Jemaat Ahmadiyah Sebagai Sosok ToleranIlustrasi Azyumardi Azra (IDN Times/Arief Rahmat)

Kemudian pada 2020, saat Menteri Agama baru dilantik Azra meminta agar ada afirmasi pada hak-hak warga negara kelompok Ahmadiyah dan Syiah, yang selama ini selalu termarjinalkan serta dianggap kelompok yang tidak diterima hak-haknya dalam layanan publik oleh negara.

Sikap-sikap yang diperlihatkan menjadikan kehadiran beliau sangat penting bagi Indonesia ditengah ragamnya suku, agama, budaya dan ras.

"Sikap-sikap tersebut menggambarkan bahwa seorang Prof Azra adalah seorang cendekiawan Muslim yang sangat penting bagi Indonesia. Karena terus memperjuangkan kesetaraan, persamaan hak, inklusifitas dalam kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara khususnya untuk Indonesia yang multikultur, menghormati kebhinekaan dan keberagaman," kata dia.

Azra adalah Ketua Dewan Pers 2022-2025, dia meninggal dunia pada Minggu (18/9/2022) di Malaysia. Dia sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Serdang, Selangor, Malaysia. Dia dilarikan ke rumah sakit di Negeri Malaysia karena mengalami sesak napas di pesawat saat dalam perjalanan menuju Malaysia.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya