Bawaslu Investigasi Pembentangan Bendera Partai Ummat di Masjid
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kasus pembentangan bendera Partai Ummat di Masjid At-Taqwa Cirebon, turut ditelusuri oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja menyebutkan, kasus ini tengah ditangani dan sedang diinvestigasi.
"Lagi diinvestigasi (kasus pembentangan bendera partai di masjid)," ujar dia dalam keterangannya, Sabtu (7/1/2023).
Baca Juga: PBNU Kecam Partai Ummat Bentangkan Bendera di Masjid
1. Bisa ada penindakkan dari Bawaslu
Rahmat mengatakan, jika memang benar ada pembentangan bendera di Masjid, maka pihaknya akan menindak hal tersebut.
"Ya, akan ditindak," ujar dia.
2. Klaim dilakukan secara spontan oleh kader
Editor’s picks
Seperti diketahui, kader Partai Ummat membentangkan bendera di salah satu masjid di Cirebon, Jawa Barat. Aksi itu pun viral di jagat maya.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Ummat Nazaruddin, akhirnya bersuara terkait viralnya aksi pembentangan bendera Partai Ummat di masjid.
Dia mengatakan, kegiatan itu merupakan momen para kader menggelar sujud syukur setelah Partai Ummat resmi dinyatakan lolos menjadi peserta Pemilu 2024 oleh KPU.
Nazaruddin memastikan, aksi pembentangan itu dilakukan secara spontan oleh kader. Momen itu juga diabadikan hanya untuk kebutuhan internal.
"Penjelasan yang saya terima dari Ketua DPD Kota Cirebon, konteks peristiwanya adalah pada tanggal 1 Januari 2023 setelah Partai Ummat dinyatakan lolos sebagai peserta pemilu, pengurus DPD Kota Cirebon menggelar sujud syukur di Masjid At-Taqwa. Jadi aktivitasnya adalah sujud syukur di masjid," kata Nazaruddin dalam keterangan kepada awak media, Kamis (5/1/2023).
Baca Juga: KPU Nyatakan Partai Ummat Lolos Jadi Peserta Pemilu 2024
3. Tidak ada acara lain selain sujud syukur
Dia menjelaskan, selama acara berlangsung tidak ada acara lain selain sujud syukur. Setelah acara sujud syukur selesai, secara spontan kemudian para pengurus berfoto bersama.
"Kebetulan salah satu pengurus karena tidak memakai baju yang bernuansa warna partai, menutup pakaiannya dengan atribut partai yang kemudian digunakan dalam foto bersama. Foto itu untuk kebutuhan internal," kata dia.