BPOM Periksa Uji Vaksin Sinopharm di UEA, Sudah Dapat Sertifikat Halal

Ditargetkan 22 ribu orang akan jalani uji klinik tahap 3

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Lukito, melakukan kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab (UEA) pada 24-26 Agustus 2020.

Hal itu dia lakukan guna menindaklanjuti kunjungan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ke Tiongkok dan Uni Emirat Arab (UEA), dalam upaya pengembangan vaksin COVID-19.

“Kunjungan ini bertujuan khususnya untuk memberikan dukungan langkah-langkah regulatori dalam rangka mengakselerasi akses vaksin COVID-19, dan mendapatkan informasi data terkait pelaksanaan uji klinik yang saat ini tengah dalam proses fase 3 di UEA,” kata dia dalam keterangan yang diterima IDN Times, Rabu (9/9/2020).

Baca Juga: Percepat Pengembangan Vaksin, Jokowi Bentuk Tim Nasional Vaksin COVID

1. Tahap uji klinik ditargetkan dapat diikuti 22.000 peserta, dengan populasi yang beragam

BPOM Periksa Uji Vaksin Sinopharm di UEA, Sudah Dapat Sertifikat HalalIlustrasi vaksin. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Menurut Penny, ada beberapa aspek-aspek positif dalam pelaksanaan uji klinik tahap ketiga di UEA. Tahap uji klinik ini ditargetkan dapat diikuti oleh 22.000 peserta dari 119 kebangsaan, serta melibatkan lebih dari 100 dokter dan tenaga farmasi, 1.000 perawat dan petugas laboratorium yang dilakukan di pusat uji klinik. Keragaman populasi dinilai akan memberikan hasil uji klinik yang valid.

Penny melakukan serangkaian pertemuan dengan Kementerian Kesehatan UEA dan beberapa pengembang vaksin Sinopharm (G-42), dari perusahaan Healthcare AI Holding Rsc Ltd.

Pada kesempatan itu, dia juga mengunjungi Vaccine Testing Centre yang berlokasi di Abu Dhabi National Exhibition Centre.

2. Hasil uji klinik 1 dan 2 sudah dapat sertifikasi halal

BPOM Periksa Uji Vaksin Sinopharm di UEA, Sudah Dapat Sertifikat HalalIlustrasi vaksin atau jarum suntik (IDN Times/Arief Rahmat)

Kandidat vaksin COVID-19 ini telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Regulator Pengawas Obat Republik Rakyat Tiongkok (RRT), yaitu National Medicines Products Administration (NMPA) pada Juli 2020.

Hal itu didapatkan berdasarkan hasil uji klinik fase 1 dan 2, serta telah mendapatkan sertifikasi halal.

Hasil uji klinik tersebut juga telah dipublikasi di JAMA (The Journal of American Medical Association).

3. Ada dua jalur pengembangan vaksin di Indonesia

BPOM Periksa Uji Vaksin Sinopharm di UEA, Sudah Dapat Sertifikat HalalIlustrasi Vaksin (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Untuk diketahui, Indonesia memiliki dua jalur pengembangan vaksin, yakni vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Lembaga Eijkman.

Serta kerja sama vaksin internasional dengan beberapa perusahaan farmasi, yaitu Sinovac bekerja sama dengan PT Bio Farma, kemudian Genexine bekerja sama dengan PT Kalbe Farma, dan Sinopharm (G-42) yang bekerja sama dengan Kimia Farma.

4. Kerja sama Indonesia dengan UEA

BPOM Periksa Uji Vaksin Sinopharm di UEA, Sudah Dapat Sertifikat HalalMenteri Luar Negeri dan Komite Penanganan COVID-19 dan PEN memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (24/8/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Pada 19-21 Agustus 2020 lalu, Retno Marsudi bersama Erick Thohir berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA) terkait kerja sama dalam pengembangan vaksin COVID-19.

Kunjungan itu akhirnya berhasil memunculkan komitmen UEA untuk menyediakan 10 juta vaksin COVID-19 bagi Indonesia, yakni lewat kerja sama pengembangan vaksin COVID-19 antara perusahaan G-42 Healthcare AI Holding Rsc Ltd, UEA dengan Sinopharm, Tiongkok, dan Kimia Farma.

Baca Juga: WHO: Imunisasi Massal Vaksin COVID-19 Baru Terjadi Pertengahan 2021

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya