Disparekraf DKI Tengah Siapkan Tempat Wisata Jelang Normal Baru

#NormalBaru dan #HidupdenganCorona  

Jakarta, IDN Times - Sejumlah tempat wisata di DKI Jakarta tengah disiapkan untuk kembali beroperasi jelang new normal atau #NormalBaru. Hal ini disampaikan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta, yang sedang menyiapkan promosi untuk memulihkan sektor pariwisata.

"Jenis promosi apa yang mungkin bisa efisien kita lakukan dalam waktu dekat ini, itu kita siapkan bersama-sama pihak terkait," kata Kepala Disparekraf DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia, seperti dilansir melalui Antara, Rabu (27/5).

1. Menyiapkan promosi jelang new normal

Disparekraf DKI Tengah Siapkan Tempat Wisata Jelang Normal BaruMonumen Nasional (IDN Times/Lia Hutasoit)

Cucu menjelaskan promosi adalaha cara guna mengembalikan sektor wisata yang lesu, bahkan tumbang akibat pandemik COVID-19.

Langkah itu sudah dilakukan banyak negara setelah mengalami pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau karantina, bahkan lockdown.

Baca Juga: Muhammadiyah Soroti Wacana New Normal, Haedar: Masyarakat Bingung 

2. Menentukan prioritas di tengah new normal

Disparekraf DKI Tengah Siapkan Tempat Wisata Jelang Normal BaruJakarta berstatus PSBB. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Selain itu, pihaknya juga akan menyiapkan target pasar yang menjadi prioritas di kenormalan baru. Apalagi, kondisi dan situasi saat ini belum sepenuhnya kembali seperti semula ketika COVID-19 belum mewabah.

"Kita fokus dulu, kita lagi duduk bareng dengan pihak terkait, saya tidak bisa sendirian, untuk di pariwisata ini kita harus erat untuk bersama-sama mereka, misalnya menentukan pasar mana yang jadi prioritas," ujar Cucu.

3. Disparekraf tengah siapkan protokol kesehatan untuk 18 sektor wisata

Disparekraf DKI Tengah Siapkan Tempat Wisata Jelang Normal BaruIlustrasi suasana restoran cepat saji saat PSBB Jakarta. IDN Times/Besse Fadhilah

Disparekraf sedang membuat sejumlah prosedur tetap untuk kegiatan pariwisata, atau protokol COVID-19. Cucu menyebutkan ada 18 sektor pariwisata yang memiliki perlakukan berbeda dalam penerapan protokol COVID-19, serta mempertimbangkan hitungan ekonomi.

Menurut Cucu beberapa sektor yang belum terpecahkan solusinya untuk menyambut kenormalan baru, adalah pelaksanaan kegiatan pertunjukan seni dan budaya. Karena belum ada alternatif lain.

"Tapi ada bentuk lain, ide-ide baru yang disampaikan teman-teman industri seni, misalnya nonton konsernya dari dalam mobil (drive-in). Ini sudah dilakukan di sejumlah negara," ujar Cucu.
 

4. Belum bisa buka museum dan pameran karena potensi penularan virus corona tinggi

Disparekraf DKI Tengah Siapkan Tempat Wisata Jelang Normal BaruWarga berkerumun saat malam Idul Fitri 1 Syawal 1441 H di Patung Ondel-Ondel Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (23/5/2020). Meski Provinsi DKI Jakarta masih dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) namun saat malam Idul Fitri 1441 H, sejumlah tempat di Ibu Kota masih ramai dengan kerumunan orang. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Salah sektor yang tengah digodok adalah restoran, yang selama pandemik masih buka dan melayani pesan antar. Kini, jelang kenormalan baru, restoran masih bisa menerima pengunjung, namun dengan menggunakan protokol yang telah disetujui DKI Jakarta.

"Selain penerapan protokol kesehatan seperti masker, jaga jarak dan cuci tangan pakai sabun, akan ada pembatasan jumlah pengunjung di restoran, apakah sebesar 50 persen atau 25 persen, itu sedang kita bahas," kata Cucu.

Selain restoran, keberadaan aktivitas wisata di pameran, museum dan tempat hiburan juga akan memiliki protokol COVID-19 tersendiri. Tetapi, kata Cucu, aktivitas di museum dan pameran serta kegiatan seni budaya belum dilonggarkan dalam waktu dekat. Apalagi tempat dan kegiatan itu punya potensi tinggi penularan COVID-19.

5. Pemerintah sedang menyiapkan skenario era normal baru

Disparekraf DKI Tengah Siapkan Tempat Wisata Jelang Normal BaruDok. Biro Pers Kepresidenan

Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan pemerintah akan segera memulai skenario new normal atau normal baru. Namun, penerapan penormalan baru itu tidak dilakukan secara serentak, melainkan akan dimulai dari wilayah-wilayah yang dianggap sudah aman atau penyebaran virus corona semakin turun.

"Kita mulai untuk tatanan baru ini, kita coba di beberapa provinsi, kabupaten dan kota yang memiliki R0 di bawah satu, dan juga pada sektor-sektor tertentu yang kita lihat di lapangan bisa melakukan, mengikuti tatanan normal baru yang ingin kita kerjakan," kata Jokowi dalam rapat terbatas yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (27/5).

Rencananya, pemerintah akan melakukan lima tahapan dalam kebijakan kenormalan baru yakni mulai dari pembukaan sektor bisnis dan industri, pasar dan mal, sekolah dan tempat kebudayaan, restoran dan tempat ibadah, hingga beroperasinya seluruh kegiatan ekonomi secara normal.

#NormalBaru merupakan tatanan kehidupan baru, di mana masyarakat harus #HidupBersamaCorona. Tatan baru ini menjadi pilihan agar aktivitas kehidupan tetap berjalan di tengah pandemik virus corona, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), agar terhindar dari virus mematikan itu.

Protokol kesehatan tersebut seperti memakai masker di tempat keramaian, menjaga jarak di fasilitas umum, rajin mencuci tangan, mengonsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, dan menjaga kondisi kesehatan tubuh agar tidak mudah terserang virus corona.

Baca Juga: Aturan New Normal Tempat Ibadah, Menag: Harus Ada Izin dari Camat

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya