Hujan Deras Diprediksi Sampai Awal Maret 2020, BMKG: Waspada Banjir 

Sebagian besar banjir disebabkan oleh sistem drainase

Jakarta, IDN Times - Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin menjelaskan, curah hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi hingga awal Maret 2020 di berbagai daerah di Indonesia. Terkait hal ini, masyarakat diimbau mewaspadai kemungkinan potensi banjir ke depannya.

"Awal Maret diprediksi intensitas hujan ada di menengah hingga tinggi," ujar Miming di Graha BNPB, Jakarta Timur, pada Jumat (28/2)

Baca Juga: BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Terjadi Mulai 25 Februari Hingga 2 Maret

1. Wilayah ini diprediksi masih akan diguyur hujan deras, masyarakat diimbau waspada banjir

Hujan Deras Diprediksi Sampai Awal Maret 2020, BMKG: Waspada Banjir IDN Times/Sukma Shakti

Menurut Miming, daerah yang terdampak intensitas hujan tinggi di antaranya Sumatera bagian selatan, sebagian besar wilayah Jawa, Sulawesi bagian tengah, dan sebagian wilayah Papua.

"Masyarakat diimbau untuk mewaspadai terjadinya banjir,” ujarnya.

2. Masyarakat harus bisa jaga kebersihan drainase

Hujan Deras Diprediksi Sampai Awal Maret 2020, BMKG: Waspada Banjir Ilustrasi saluran air di Kota Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Sistem dan Strategi BNPB Bernadus Wisnu Widjaja mengatakan, untuk mengantisipasi datangnya banjir perlu ada kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dengan merutinkan kembali kegiatan kerja bakti, khususnya membersihkan drainase.

"Menggiatkan kembali program kerja bakti di lingkungan masing-masing dengan membersihkan drainase, selokan, saluran air, dan sungai di sekitar kita, menghindari buang sampah ke sungai yang dapat menyumbat aliran air," kata dia.

3. Banjir terjadi karena masalah di sistem drainase

Hujan Deras Diprediksi Sampai Awal Maret 2020, BMKG: Waspada Banjir Banjir Bekasi (IDN Times/Ileny Rizky)

Wisnu mengatakan, merujuk pada kajian lapangan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 23 Februari 2020, banjir terjadi di 83 titik.

"Dari sejumlah titik tersebut, 85,54 persen atau 71 titik disebabkan karena drainase, sedangkan sisanya sistem sungai," ujar Wisnu.

Sama halnya dengan banjir pada 24 Februari 2020 yang terjadi di 76 titik, rincian data menyatakan bahwa banjir terjadi karena drainase 65 persen atau 30 titik, sisanya karena sistem sungai.

Baca Juga: DKI Berulang Kali Banjir, Anies Instruksi Pengerukan Besar Akhir 2020

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya