Menjaga Anak dari Jerat Internet Kala Pandemik, Gimana Caranya?

Internet bagi anak sama seperti taman bermain

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 membuat kegiatan belajar mengajar pindah ke rumah. Kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) membuat anak semakin dekat dengan teknologi, namun intensitas penggunaan gawai dan internet juga semakin meningkat.

Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Lenny N Rosalin menjelaskan, kondisi tersebut harus diperhatikan. Orangtua dan anak setidaknya dapat berkerjasama untuk bertanggung jawab memilah informasi yang layak bagi anak. 

"Internet sama seperti tempat bermain. Ketika anak-anak menggunakannya maka orangtua harus mendampingi dan mengawasinya karena internet juga menyimpan bahaya," kata Lenny dalam keterangannya, Rabu (9/7/2020)

1. Orangtua harus bisa jadi badan sensor anak

Menjaga Anak dari Jerat Internet Kala Pandemik, Gimana Caranya?IDN Times/Lia Hutasoit

Lenny menjelaskan hal tersebut dalam sambutannya di webinar Cerdas Mengakses Informasi pada Rabu (8/7/2020). Dia menjelaskan orangtua harus bisa menjadi 'Badan Sensor' pada setiap tayangan, bacaan, atau pun gawai yang digunakan anak-anak di rumah.

"Selain itu untuk anak-anak, jadilah pelopor dan pelapor sebagai netizen unggul berkarakter dengan mulai berdiskusi dan kerja sama dengan orangtua dalam mengakses informasi di internet dan media sosial,” kata dia.

Baca Juga: Forum Rektor Dorong Pemerintah Biayai Internet Bagi Dosen-Mahasiswa

2. Kemajuan teknologi dan informasi juga punya dampak negatif, mulai dari hoaks hingga kekerasan seksual

Menjaga Anak dari Jerat Internet Kala Pandemik, Gimana Caranya?Ilustrasi bullying. IDN Times/Mia Amalia

Dia menjelaskan, perkembangan informasi dan teknologi yang cepat, mudah dan murah bisa menjadi mata pisau bermata dua. Perkembangan yang ada juga bisa menimbulkan dampak negatif, mulai dari maraknya berita hoaks, akses pornografi, perundungan media daring, kejahatan siber, kejahatan seksual via daring,  paparan iklan yang tidak layak anak, dan kecanduan gawai. 

"Untuk menghindari dampak negatif tersebut, orangtua bertanggung jawab untuk membangun ketahanan diri pada anak agar mereka mampu memilah informasi yang layak bagi anak,” ujarnya.

3. Pengguna internet paling kuat berusia 15-19 tahun

Menjaga Anak dari Jerat Internet Kala Pandemik, Gimana Caranya?Suasana PPDB 2020 di Lebak di tengah pandemik COVID-19. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Survei yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2018 menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia sebesar 64,8 persen atau mencapai 171,17 juta yang sudah terhubung ke internet.

Tingkat penggunaan internet paling kuat ada pada anak usia 15-19 tahun yakni sebanyak 91 persen. 

4. Jaga privasi di media sosial dan manfaatkan agar anak tak kecanduan gawai

Menjaga Anak dari Jerat Internet Kala Pandemik, Gimana Caranya?Ilustrasi (IDN Times/Helmi Shemi)

Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Pers 2016-2019, Yosep Adi Prasetyo mengatakan bahwa orangtua dan anak harus bekerja sama menemukan rasa nyaman di tengah arus informasi yang banyak di Indonesia saat ini. 

"Kita tahu Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna internet dan media sosial  tertinggi. Untuk itu, agar tidak terbawa dengan arus informasi yang salah perlu dibangun kesadaran diri untuk memilah informasi mana yang mau diambil dan diakses," kata dia.

Orangtua bisa memulai menjaga privasi anak di media sosial, menjaga keamanan akun dengan membuat kata kunci yang sulit ditebak, memilah dan menghindari berita hoaks. Selain itu informasi yang disebar juga haruslah yang positif, dan gunakan gawai dan media sosial seperlunya agar anak tidak kecanduan.

Baca Juga: 4 Pengaruh Positif Internet Terhadap Dunia Pendidikan, Penting Banget!

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya