Menteri PPPA: Pencegahan Stunting Ada di Tangan Perempuan Berdaya

Diperlukan juga pengasuhan setara antara ibu dan ayah

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, mengatakan stunting punya masalah kompleks, baik kesehatan, sosial maupun budaya.

Perkawinan anak juga punya peran dalam pengasuhan anak yang setara, kekerasan yang dialami ibu, hingga berdayanya perempuan secara ekonomi juga punya peran pada stunting.

“Sebagaimana yang kita ketahui bersama, stunting masih menjadi isu nasional yang mengancam pemenuhan hak dasar bagi anak-anak,” tutur Bintan, dalam HUT ke-35 Wanita Hindu Dharma Indonesia Perempuan Berdaya Mewujudkan Generasi Bebas Stunting, Cerdas dan Tangguh, di Denpasar dilansir Senin (27/2/2023).

"Adapun selama ini orang memahami bahwa anak yang mengalami stunting terjadi karena kekurangan gizi semata. Padahal, di balik kekurangan gizi tersebut ada masalah yang lebih kompleks, mencakup permasalahan sosial dan juga budaya," sambung dia.

Baca Juga: Megawati Ajak Kader Perempuan PDIP Bantu Jokowi Atasi Stunting

1. Perempuan berdaya bisa bangun kesejahteraan keluarga

Menteri PPPA: Pencegahan Stunting Ada di Tangan Perempuan BerdayaKemenPPPA, Bintang Puspayoga dalam Rapat Kerja: Realisasi Program Kerja Tahun 2022, Rencana Kerja Tahun 2023, dan Pandangan Pemerintah Terhadap RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA) (31/1/2023). (dok. KemenPPPA)

Bintang mengungkapkan stunting punya keterkaitan dengan berdayanya perempuan secara ekonom. Jika sudah berdaya, kata dia, perempuan bisa tingkatkan kesejahteraan keluarga, memberi nutrisi dan pendidikan yang layak bagi anak.

Kesejahteraan keluarga juga meminimalisasikan terjadinya kekerasan, praktik-praktik eksploitasi anak, dan perkawinan anak yang lekat dengan masalah kemiskinan.

“Dalam jangka panjang, berdayanya seorang perempuan juga akan mewujudkan generasi bebas stunting, cerdas, dan tangguh,” ujar Bintang.

2. Perkawinan anak sumbang angka stunting

Menteri PPPA: Pencegahan Stunting Ada di Tangan Perempuan BerdayaIlustrasi kartu nikah. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Menurut Bintang, hal ini juga sejalan dengan salah satu dari lima isu prioritas amanat Presiden Joko "Jokowi" Widodo kepada KemenPPPA pada 2020-2024, yaitu Peningkatan Pemberdayaan Perempuan dalam Kewirausahaan yang Berperspektif Gender yang jadi hulu dari empat program prioritas lainnya.

Bintang mengatakan perkawinan anak akan jadi penyumbang lahirnya generasi stunting. Di mana, perkawinan anak berisiko meningkatkan kerentanan dalam kesehatan ibu dan bayi.

"Maka, untuk menyelesaikan isu ini kita tidak boleh berfokus pada pendekatan dari sisi kesehatan saja, lebih besar, upaya menuju perubahan pola perilaku dan konstruksi sosial yang salah pun secara holistik harus kita laksanakan,” ujarnya.

3. Pengasuhan setara antara ibu dan ayah

Menteri PPPA: Pencegahan Stunting Ada di Tangan Perempuan Berdaya(Ilustrasi menikah) IDN Times/Sukma Shakti

Isu lain yang berkenaan dengan stunting adalah soal pengasuhan di keluarga secara setara, yang belum benar-benar diterapkan keluarga di Indonesia. Harusnya tanggung jawab bersama dilakukan ayah dan ibu. Menurut Bintang, cara pandang yang setara dan saling mendukung antara ayah dan ibu dalam pengasuhan, jadi kunci dari pemenuhan gizi bagi anak pada seribu hari pertama kehidupannya.

Bintang memohon dukungan kepada Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) dan semua pihak yang hadir untuk bergerak bersama memberdayakan perempuan, dengan mengarusutamakan konsep pengasuhan setara, mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta menekan angka perkawinan anak serendah-rendahnya.

“Lewat pemberdayaan perempuan, kita akan mewujudkan generasi bebas stunting, cerdas dan tangguh. Saya berharap seluruh anggota WHDI dapat turut bergerak aktif dalam menyuarakan, menyosialisasikan dan mempraktikkan upaya-upaya untuk memberdayakan perempuan," kata dia.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya