RS di Jakarta Diperkirakan Penuh Total pada Minggu Keempat September

Pak Anies, ini saatnya injak rem darurat untuk Jakarta!

Jakarta, IDN Times -  Jumlah penambahan kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta meningkat tajam dan semakin menjadi sorotan.

Koalisi LaporCovid-19 bersama tim Social Resilience Lab, Nanyang Technological University (NTU) melakukan perhitungan untuk memprediksi kapan kapasitas rumah sakit di Jakarta penuh pasien COVID-19, serta menganalisis dampaknya terhadap jumlah kematian.

Perhitungan ini dilakukan dengan dasar jumlah pasien aktif maksimum berkisar 5.500 pasien di tiap rumah sakit.

"Kami gunakan skenario terbaik dan terburuk selama satu hingga dua  bulan ke depan melalui model Gaussian," tulis koalisi LaporCovid-19 dalam keterangannya, Rabu (9/9/2020).

Hasilnya, kapasitas rumah sakit diprediksi akan penuh pada awal minggu keempat September. 

1. Tinggi kasus di Jakarta dilihat dari tren rasio positif

RS di Jakarta Diperkirakan Penuh Total pada Minggu Keempat SeptemberIlustrasi rumah sakit. IDN Times/Dokumentasi RSUDAM

Pada minggu pertama September 2020, setiap harinya terdapat pertambahan lebih dari 1.000 kasus positif di Jakarta. Pada saat yang sama, kapasitas testing di DKI Jakarta juga ditambah.

Tingginya penularan di Jakarta juga bisa dilihat dari tren rasio positif yang terus meningkat, sekalipun jumlah tes bertambah

Baca Juga: Anies Baswedan Akui Kondisi COVID-19 di Jakarta Mengkhawatirkan

2. Koalisi LaporCovid-19 dan Tim dari NTU buat pendekatan model matematika

RS di Jakarta Diperkirakan Penuh Total pada Minggu Keempat SeptemberANTARA FOTO/Fauzan

Lonjakan pertambahan kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta, pada akhirnya menyebabkan kapasitas rumah sakit pun terokupasi, bahkan hampir penuh. 

Koalisi LaporCovid-19 dan tim Social Resilience Lab NTU menggunakan pendekatan model matematika, yang ditunjang dengan studi literatur dan data jumlah tempat tidur (TT) ICU, Bed Occupancy Rate (BOR), serta data kasus COVID-19 di DKI Jakarta.

Korelasi antara jumlah kasus positif aktif yang dirawat disamakan dengan keterpakaian TT ICU yang digunakan, guna memprediksi jumlah maksimum pasien yang bisa dirawat.

3. Rekomendasi agar rumah sakit di Jakarta tidak kolaps

RS di Jakarta Diperkirakan Penuh Total pada Minggu Keempat SeptemberRSUD Koja, Jakarta Utara (IDN Times/Besse Fadhilah)

Maka dari itu, untuk menghindari kolapsnya rumah sakit dan melindungi warga DKI Jakarta dari ancaman infeksi dan kematian akibat COVID-19, koalisi ini memberi rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan dua hal pokok:

1. Bahwa ini saatnya untuk menginjak “rem darurat", yaitu dengan memberlakukan kembali PSSB dengan menutup setidaknya 70 persen aktivitas dan sarana publik setidaknya selama enam minggu dengan masa evaluasi per 3 minggu.

2. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus mengambil langkah lebih tegas lagi untuk memberlakukan kembali bekerja dari rumah, atau work from home (WFH) bagi pelaku bisnis dan perkantoran. Hanya pelaku usaha di bidang esensial saja yang diperbolehkan beroperasi. Ini sekaligus merespons bertambah banyaknya kasus positif COVID-19 yang ditemukan di perkantoran di wilayah DKI Jakarta akibat dibukanya perkantoran dan unit usaha.

Mereka juga menyarankan agar contact tracing dan testing yang masif juga terus ditingkatkan dalam mengurangi penyebaran COVID-19 di masyarakat.

Selain itu, fasilitas ruang perawatan atau isolasi diharapkan bisa ditambah

Baca Juga: Tempat Tidur ICU buat Pasien COVID-19 di Jakarta Tersisa Hanya 82 Unit

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya