Senyum Kapolri Saat HUT TNI Disindir: Tak Simpatik Tragedi Kanjuruhan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mendapat sindiran karena dianggap tak simpatik usai tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Hal ini diungkapkan Peneliti Imparsial Hussein Ahmad.
Menurutnya, Kapolri masih bisa hadir dan tersenyum dalam perayaan hari ulang tahun TNI di Jakarta Rabu pagi (5/10/2022).
"Saya tidak habis pikir kalau Kapolrinya masih bisa tersenyum. Saya lihat dia tersenyum di HUT TNI, padahal dia punya anak buah yang jelas-jelas menyebabkan matinya orang banyak," kata Hussein dalam konferensi pers Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan, merespons tragedi Kanjuruhan, Rabu (5/10/2022).
Baca Juga: Andika: 4 dari 5 Anggota TNI Akui Aniaya Aremania di Kanjuruhan
1. Disebut tidak usah ikut HUT TNI
Dalam tragedi ini ada 131 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka usai laga pertandingan antara Arema FC dan Persebaya. Hussein mengatakan seharusnya kini Listyo bisa menetap ke Malang, selesaikan kasus ini.
"Harusnya dia turun ke Malang, berkantor di Malang, tidak usah ikut HUT TNI, termasuk Panglima TNI harusnya turun ke Malang melakukan investigasi secara menyeluruh," kata Hussein.
2. Evaluasi menyeluruh dua petinggi Polri dan TNI
Editor’s picks
Hussein mengatakan, harus ada evaluasi juga pada dua pimpinan dua institusi ini yakni Listyo Sigit dan juga Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI.
Karena dalam tragedi ini, kata dia, ada penggunaan kekuatan berlebihan dalam pengendalian massa oleh polisi, yakni dengan gas air mata hingga tersebarnya rekaman video aparat keamanan memukul, mengeroyok, hingga menendang suporter yang masuk lapangan.
"Saya kira kalau presiden mau serius, negara mau serius, harus ada evaluasi menyeluruh terhadap pimpinan di kedua institusi tersebut," kata dia.
3. Teror hantui korban yang selamat
Sementara, Koordinator Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya Pos Malang, Daniel Alexander Siagian, menjelaskan korban tragedi Kanjuruhan yang selamat kini justru dihantui ketakutan adanya intimidasi hingga persekusi.
"Untuk pasca-kejadian ini yang kita bisa kabarkan adalah bahwa teman-teman yang kemarin mengalami tragedi Kanjuruhan, yang alhamdulillah masih bisa selamat, ini masih rentan terhadap teror dan intimidasi," kata dia dalam konferensi pers Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan bersama dengan Korda Aremania secara daring, Rabu.
Teror dan intimidasi ini, kata Daniel, berpotensi dialami Aremania yang memang jadi saksi saat kejadian dan mendokumentasikannya dalam bentuk foto atau video, saat aparat melakukan kekerasan dan penembakan gas air mata.
“Teror dan intimidasi saksi-saksi tersebut yang melakukan pendokumentasian kejadian yang ada di tragedi Kanjuruhan,” kata dia.
Baca Juga: Jokowi Resmi Keluarkan Keppres TGIPF Tragedi Kanjuruhan, Ini Tugasnya