Turun Konsisten, Dinkes DKI: BOR Isolasi Jadi 39 Persen, ICU 65 Persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, menerangkan angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) perawatan COVID-19 di 140 rumah sakit rujukan di Jakarta turun dengan konsisten.
Dia mengungkapkan saat ini orang yang dirawat di rumah sakit dengan status dengan kondisi sedang dan berat mengalami penurunan. Hingga 8 Agustus 2021, ada 4.116 pasien yang dirawat, sedangkan total tempat tidur isolasi yang tersedia berjumlah 10.559.
"Sudah terjadi penurunan yang cukup signifikan. Sehingga keterisian tempat tidur (isolasi) hingga saat ini ada di angka yang cukup rendah, 39 persen," ujarnya dalam seminar daring yang ditayangkan YouTube BPSDM DKI Jakarta, Kamis (12/8/2021).
1. Keterisian ICU saat ini 65 persen
Dengan adanya kondisi ini, Dwi mengatakan DKI Jakarta punya tempat tidur yang bisa disediakan untuk merawat pasien COVID-19 di rumah sakit.
Sama dengan tempat tidur isolasi, keterisian tempat tidur ICU juga mengalami penurunan menjadi 65 persen. Dari total 1.639 tempat tidur ICU yang tersedia, saat ini diisi 1.059 orang pasien.
"Saat ini tingkat keterisian ICU 65 persen, sehingga tadi kembali kita harapkan tentunya dengan kondisi ini bisa memastikan orang yang membutuhkan perawatan ICU dapat dilayani," kata dia.
Baca Juga: Wagub DKI: BOR Isolasi di Jakarta Turun Jadi 39 Persen
2. Saat BOR penuh, delapan persen ICU dialokasikan untuk bayi dan anak
Kondisi ini, kata Dwi, berbanding dengan satu hingga dua bulan yang lalu. Saat itu kapasitas tempat tidur di rumah sakit tak dapat menampung jumlah pasien yang datang ke rumah sakit.
"Waktu itu bahkan bisa mencapai 92 persen kenyataan di lapangan. Walaupun ada selisih delapan persen, tapi itu merupakan ICU untuk bayi atau untuk anak-anak, sehingga tentu tidak bisa diisi dengan orang dewasa," katanya.
3. Ketika kasus COVID-19 meroket ada 60-90 orang antre di IGD
Dwi mengungkapkan saat kasus COVID-19 meroket memang banyak orang yang sulit mendapat perawat di rumah sakit karena antrean di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Namun, kondisi ini kata dia sudah mulai membaik.
"Saat itu kondisinya sangat ketat sehingga antrian gawat darurat pun bisa mencapai 60-90 orang hanya dalam satu hari. Alhamdulillah sudah kembali kita melihat adanya penurunan dari kurva," katanya.
Baca Juga: Sempat Ditolak karena ICU Penuh, Ibu Hamil Pasien COVID-19 Meninggal