Wamenkominfo: Masa Kampanye, Cek Konten Sebelum Sebar!

Waspada AI yang bisa buat konten deep fake

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, meminta masyarakat untuk mengecek kebenaran informasi yang diterima. Hal ini penting dilakukan sebelum menyebarkan informasi ke pihak lain, terutama selama masa kampanye Pemilu 2024 yang sedang berlangsung.

"Di tengah gebyar pemilu ini, saya kira kita memang harus lebih hati-hati, terutama agar tidak ikut menyebarkan misinformasi dan disinformasi," kata dia dikutip Rabu (20/12/2023).

Baca Juga: Sebanyak 22 Ribu ODGJ Terdaftar di DPT DKI Jakarta untuk Pemilu 2024

1. Konten yang diterima harus dikritisi

Wamenkominfo: Masa Kampanye, Cek Konten Sebelum Sebar!Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria (Dok/Biro Humas Kementerian Kominfo)

Nezar mengatakan, setiap konten yang diterima perlu disikapi dengan kritis, apalagi informasi yang diragukan kebenarannya.

"Kita tahu kalau konten yang sedang kita hadapi atau kita saksikan ini adalah konten yang bisa kita sebut mencurigakan dan meragukan secara kualitas informasinya," ujarnya.

Baca Juga: Kabar Ketua BEM di-DO karena Kritik Jokowi, UGM: Hoaks

2. Cek kembali agar tak sebarkan hoaks

Wamenkominfo: Masa Kampanye, Cek Konten Sebelum Sebar!ilustrasi hoax (IDN Times/Sukma Shakti)

Dia mengatakan, masyarakat yang menerima konten harus mengecek kebenaran informasi ke sumber-sumber otoritatif. Hal ini agar tidak terjebak dan tidak menyebarkan konten hoaks.

"Jadi kebiasaan share ini memang baik kalau informasinya positif, yang menyebarkan kebaikan, tapi kalau menyebarkan keburukan itu satu hal yang kita hindari," kata dia.

Baca Juga: Zulhas Diduga Kampanye di Sela Kunker Mendag di Semarang, Ini Kata PAN

3. Teknologi semakin canggih, bisa kelabui pakar

Wamenkominfo: Masa Kampanye, Cek Konten Sebelum Sebar!Ilustrasi gawai/ponsel. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Saat ini, teknologi untuk memproduksi disinformasi semakin canggih dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), termasuk deep fake. 

Menurutnya, beberapa konten yang dibuat dengan baik oleh AI dapat mengelabui para pakar yang mengira konten tersebut benar terjadi.

"Itu bisa mengelabui bahkan oleh orang-orang yang kita anggap sudah expert sekalipun, itu banyak yang terkecoh," kata Nezar.

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

Baca Juga: Resmi Dukung Pasangan AMIN, Jusuf Kalla Sebut Anies Murid Politiknya

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya