Lomba Digitalisasi Pasar, Pramono Luncurkan 20 Pasar Percontohan

- Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, meluncurkan 20 pasar percontohan digitalisasi pasar.
- Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk membangun ekosistem pasar modern, inklusif, dan berbasis teknologi tanpa meninggalkan fungsinya sebagai ruang interaksi sosial, ekonomi, dan budaya.
Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, meluncurkan 20 pasar sebagai percontohan digitalisasi pasar.
Peluncuran itu sekaligus dalam rangka pembukaan Lomba Digitalisasi Pasar di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Selasa (22/7/2025).
"Hari ini diluncurkan 20 pasar sebagai percontohan digitalisasi di bidang perbankan dan pemasaran. Inisiatif lintas sektor ini akan menjadi model bagi 133 pasar lainnya yang dikelola Perumda Pasar Jaya. Semoga langkah ini menginspirasi pasar-pasar rakyat di seluruh Indonesia,” ujar Pramono di lokasi, dikutip dari siaran pers.
1. Bangun ekosistem pasar modern

Menurut Pramono, kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun ekosistem pasar yang modern, inklusif, dan berbasis teknologi.
Hal tersebut, kata dia, tanpa meninggalkan fungsinya sebagai ruang interaksi sosial, ekonomi, dan budaya.
2. Digitalisasi pasar, copet berkurang

Pramono mengatakan, apabila digitalisasi pasar berjalan, maka aksi kriminalitas yang sering terjadi di pasar seperti copet akan berkurang.
"Kalau digitalisasi ini berjalan, maka copet akan berkurang. Preman perlahan akan hilang—itu sudah hukum alam. Pendapatan ekonomi Jakarta pun meningkat karena semua ruang menjadi lebih transparan," ujar dia.
3. Mampu dorong literasi keuangan

Pramono mengatakan, Lomba Digitalisasi Pasar tersebut diharapkan mampu mendorong peningkatan literasi keuangan bagi pedagang maupun pembeli, mempermudah transaksi, memperluas akses pemasaran digital, serta menumbuhkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) andal, khususnya melalui program Jakpreneur.
Ia menambahkan, proses digitalisasi pasar harus dilakukan secara kolaboratif antara Perumda Pasar Jaya dengan perangkat daerah terkait, para pedagang, institusi perbankan, serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dengan demikian, transformasi menuju transaksi nontunai dan platform digital dapat berlangsung mudah, aman, dan berkelanjutan.
“Di Jakarta, ada 6,2 juta orang yang sudah menggunakan transaksi digital—tertinggi di Indonesia. Saya yakin, melalui lomba ini jumlahnya akan meningkat. Karena ada kemudahan dan kepastian yang diberikan. Ini akan membawa keuntungan bagi siapa pun yang terlibat dalam ekosistem digitalisasi,” ucap dia.