Ribuan massa aksi demo berkumpul di depan gedung DPRD Provinsi Kalsel menyuarakan berbagai aspirasi, Senin (1/9/2025). (Hendra Lianor/IDN Times)
Diketahui, LNHAM dibentuk pada 12 September 2025. Ada tujuh fokus penyelidikan yang dilakukan LNHAM. Elemen tersebut yakni pertama, peristiwa (pra, peristiwa dan paska): penyebab aksi, pola & dinamika kerusuhan, identifikasi pihak-pihak yang terlibat, respons aparat serta peran media massa dan media sosial.
Kedua, perencanaan dan pengerahan aparat: rantai komando, strategi keamanan, negosiasi atau mediasi, perspektif aparat terhadap hak konstitusional penyampaian pendapat.
Lalu penggunaan kekuatan oleh aktor negara (state) dan non-negara (non state): senjata api, gas air mata, bom molotov, water canon, pemukulan; kesesuaian dengan prinsip legalitas, kebutuhan, proporsionalitas, serta akuntabilitas.
Kemudian elemen keempat, perlakuan terhadap demonstran dan tahanan mulai prosedur penangkapan, akses bantuan hukum, akomodasi yang layak bagi disabilitas, perlakuan terhadap perempuan dan anak berhadapan dengan hukum, dugaan penyiksaan, pelecehan serta tindakan kekerasan lainnya.
Kelima jumlah korban tewas, korban koma, luka-luka (ringan dan berat), trauma psikologis, kerugian sosial-ekonomi/harta benda, fasilitas umum, serangan digital seperti doxing, intimidasi melalui sosial media terhadap lembaga pegiat HAM, pembela HAM, termasuk perempuan & anak Pembela HAM, dan pemengaruh (influencer), serta kerentanan berlapis yang dialami perempuan, anak, disabilitas, lansia dan kelompok minoritas lainnya.
Ruang lingkup berikutnya yakni respons dari korban, keluarga korban, aparat penegak hukum maupun keamanan, pemda (hingga tingkat RT), fasilitas layanan kesehatan, LNHAM, organisasi internasional dan media.
Dan terakhir, mekanisme investigasi internal, peran lembaga independen, serta akses korban termasuk kelompok rentan pada pemulihan dan reparasi komprehensif, berpusat pada korban, responsif gender dan untuk kepentingan terbaik bagi anak.