Erwin Aksa Buka-bukaan soal Tantangan Pembangunan di Indonesia Timur 

Erwin Aksa berharap pendidikan di Indonesia timur membaik

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Bosowa Group, Erwin Aksa, menjadi salah satu pembicara di Indonesia Millennial Summit by IDN Media, yang berlangsung di The Tribrata, Dharmawangsa, Jakarta, pada 17-18 Januari 2020.

Dalam kesempatan itu, Erwin bicara banyak tentang pembangunan ekonomi, infrastruktur, dan manusia di Indonesia Timur. Dia juga bercerita tentang pengalaman dan peluang besar ekonomi di Indonesia timur. 

Seperti apa sih perkembangan ekonomi dan pembangunan infrastruktur di Indonesia timur, termasuk dampaknya bagi masyarakat setempat? Berikut penjelasan lengkap Erwin Aksa di stage Visionary Leader IMS 2020 yang dihadiri ribuan millennial.

Baca Juga: IMS 2020: Erwin Aksa Sebut Anak Timur Sekolah di Jawa Tak Mau Pulang

1. Bagaimana dampak pembangunan infrastruktur di Indonesia timur, sejauh ini apakah sudah terasa?

Erwin Aksa Buka-bukaan soal Tantangan Pembangunan di Indonesia Timur IDN Times/Reynaldy Wiranata

Jadi di Indonesia timur ini selalu menjadi perhatian dari dulu oleh pemerintah karena ketertinggalannya. Mau itu infrastruktur ataupun Sumber Daya Manusia (SDM)-nya selalu menjadi perhatian. Tapi ada satu hal, bahwa orang Indonesia timur ini adalah orang-orang yang memiliki kemampuan dan juga punya talenta ketika merantau. Mereka datang ke sini (Jawa) karena kesulitan di daerah timur itu besar.

Saya ingin bercerita, bahwa memang di timur ini paling sulit didapatkan itu khususnya infrastruktur. Itulah yang menjadi kendala utama (selama ini). Kemudian (kini) kita berbicara pelabuhan, airport yang sudah hampir semua titik di Indonesia timur sudah memiliki airport dan pelabuhan, dan juga jalan sudah mulai baik.

2. Bagaimana pelaku usaha mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia timur?

Erwin Aksa Buka-bukaan soal Tantangan Pembangunan di Indonesia Timur IDN Times/Kevin Handoko

Nah, saya ingin bercerita tentang kampung halaman saya. Makassar ini adalah kota yang boleh dikatakan sangat strategis di Indonesia Timur. Bahkan boleh dikatakan sebagai kota utama untuk masuk ke Indonesia timur, kenapa demikian? Karena hampir seluruh orang-orang Indonesia timur ini yang merantau kebanyakan dari Sulawesi Selatan. Seperti yang ada di Papua itu kebanyakan saudagarnya adalah orang Sulawesi Selatan, orang yang di Maluku, daerah NTT juga dulu Timor Timur, banyak sekali saudagar-saudagar dari Sulawesi ini kemudian mencari usaha di daerah timur.

Sulawesi Selatan ini merupakan provinsi yang boleh dikatakan tidak memiliki sumber daya alam yang besar. Ada  mineral (jumlahnya) kecil sekali, cuma ada nikel di utara dan pabrik semen saja di sana. Tetapi tidak punya batu bara, tidak punya kelapa sawit, jadi kita ekonomi itu berbasis dari culture. Selain itu ada juga perikanan. Karena Makassar ini juga harus memiliki hak di  Indonesia timur, Makasar harus menjadi pusat pertumbuhan Indonesia timur, makanya airport -nya menjadi airport hak untuk Indonesia timur dan akhirnya Makassar tumbuh dengan cepat.

Saat perekonomian dan infrastruktur (Makassar) tumbuh cepat, (tapi) listriknya ketinggalan. Tapi, kemudian dibangun infrastruktur listrik yang ada di Sulawesi Selatan dan juga (saat) itu dibangun jalan tol. Mungkin jalan tol di luar Jawa dan Sumatera itu pertama adanya di Makassar.

Dan itu salah satu terobosan pemerintah waktu itu yang bekerja sama dengan swasta untuk menghadapi sulitnya percepatan investasi di Makassar. Kalau pengalaman saya, kbetulan saya di Sulawesi Selatan, mostly kami membangun semua infrastruktur di sana, kecuali bandara dan airport.

Jalan tol di Makassar itu kami bangun tahun 90-an, kemudian pada saat krisis listrik tahun 2000-an kami bangun pembangkit listrik, dan juga pada saat kita butuh ketahanan energi, pemerintah meminta kami untuk membangun tangki-tangki Pertamina untuk storage oil dan gas mereka.

Jadi kerja sama pemerintah dan perusahaan swasta sangat terasa sekali di Sulawesi Selatan, dan kita bisa melihat bahwa kehandalan dalam supply dan keberadaan daripada row material, membuat orang ingin berinvestasi ke Makassar sekarang cukup tinggi. Sebab, mereka tak perlu takut lagi terhadap listrik, kemudian kawasan industri, pelabuhan, dan airport itu sudah tersambung dengan jalan tol sehingga kenyamanan itu bisa sangat baik.

Saya kira yang paling penting bahwa di Indonesia timur ini kita harus bangun infrastruktur, itu utamanya supaya harga-harga barang bisa ditekan karena memang perlu diakui harga satuan di timur, apalagi di Papua sana, jauh lebih tinggi lebih mahal daripada yang ada di barat.

Kalau kita ingin membangun di Papua, itu mungkin bisa dua kali lipat dibanding kalau kita membangun di Jakarta. Semuanya harus diimpor seperti semennya harus diimpor kemudian sebagian tukang-tukangnya juga harus diimpor dari Pulau Jawa. Nah, sehingga saya kira pemerintah perlu melibatkan swasta.

3. Apa sih andalan untuk pembangunan di Indonesia timur?

Erwin Aksa Buka-bukaan soal Tantangan Pembangunan di Indonesia Timur IDN Times/Kevin Handoko

Sekarang ini di Indonesia timur lagi booming yang namanya nikel. Kalau kita bicara teman-teman yang muda ini lebih banyak bicara tentang digitalisasi. Kalau di Indonesia timur ini masih berbicara banyak tentang manufaktur pertanian, perikanan, dan perkebunan. Jadi kalau kita bicara hari ini apa yang menjadi booming di Indonesia timur, itu adalah nikel dan juga mungkin emas dan tembaga. Tetapi khusus berbicara nikel, itu kini menjadi investasi besar di wilayah daerah timur.

Boleh dikatakan di Indonesia timur itu mulai dari Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Halmahera Barat dan Utara, dan sebagainya sampai Papua, di Raja Ampat sana, ada  cadangan nikel yang besar, sehingga di sana terjadi pembangunan besar-besaran (penambangan nikel).

Kalau tidak salah Indonesia sudah menjadi produsen nikel terbesar di dunia, (penyebabnya) karena disetopnya ekspor bahan baku, (karena hal itulah) hampir semua (investor) datang ke Indonesia untuk membangun.

Bahkan, (di Indonesia timur) sedang dibangun industri baterai. Bahkan baterai yang ada di handphone kita itu menggunakan nikel, industri baterai itu nantinya untuk kepentingan mobil listrik, elektronik, dan sebagainya. Jadi ke depan kita akan melihat Indonesia timur akan menjadi pusat manufaktur karena tembaga atau mineral (besar).

Kita berharap besar bahwa ini akan membawa pertumbuhan yang besar dan itu akan mengubah Indonesia timur menjadi basis dari manufaktur. Kalau saya lihat Sumatera akan menjadi plantation dan oil gas. Kalau di Jawa mungkin jasa ada juga mungkin minyak. Di Kalimantan ada batu bara, plantation, dan gas.

Kalau di Sulawesi sekarang ini karena nikel begitu besar, jadi sekarang terjadi investasi nikel yang luar biasa. Ini akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia timur, saya kira itu.

4. Apa tantangan atau kesulitan terbesar yang dihadapi untuk pembangunan di Indonesia timur?

Erwin Aksa Buka-bukaan soal Tantangan Pembangunan di Indonesia Timur IDN Times/Reynaldy Wiranata

Kekurangan di Indonesia timur itu adalah SDM (sumber daya manusia), yang kalau sudah berhasil dan sudah punya skill yang baik, kemudian sudah punya pengalaman kerja yang cukup panjang, kita rela mereka mencari pekerjaan yang lebih baik di tempat lain bahkan kalau perlu mereka bekerja di multinational company. Kita tidak terlalu berharap mereka kembali kerja ke daerah.

Sebenarnya kita mendorong orang-orang dari Indonesia timur ini untuk bisa merantau. Ya kalau bisa merantau, kemudian bisa menjadi profesional-profesional ataupun entrepreneur-entrepreneur yang baik, itu menjadi hal yang lebih baik.

Kesulitan lain yaitu di Indonesia timur ini tidak punya pabrik. Kalau pun punya (pabrik) Indonesia timur kesulitannya adalah pengadaan SDM-nya. Nah kita kalau membangun proyek seperti di Papua harus mendatangkan para pekerja, otomatis kan biaya menjadi besar. Di situ kita berharap bahwa kualitas pendidikan di Indonesia timur ini membaik.

Nah untuk peningkatan kualitas pendidikan ini, kita kirim adik-adik kita dari timur ini untuk sekolah di Jawa apakah itu di ITB, UI, dan sebagainya. Yang menjadi persoalan, kalau kita sudah sekolahkan, mereka tidak mau pulang sudah keenakan tinggal di Jakarta.

Jadi gitu loh intinya, biaya operasional pabrik jadi tinggi karena persoalan SDM. Di Papua juga repot karena harus memiliki sekolah untuk mencari dan melatih orang-orang lokal yang berada di daerah sana. Sama di daerah saya juga, harus memiliki Universitas Politeknik dan sebagainya, karena turn over karyawan kita cukup tinggi.

Alhamdulillah (untungnya) ya bahwa karena mindset orang Indonesia timur ini adalah entrepreneurship atau saudagar dan sebagainya, kita banyak melihat bahwa orang-orang Indonesia timur ini menjadi entrepreneur-entrepreneur yang kalau bidang usahanya di perikanan, mereka melaut dan sebagainya. Dan mereka yang ada di proyek-proyek itu rata-rata adalah entreuprener yang menjadi kontraktor.

Jadi rata-rata pekerja dari Indonesia timur ini umurnya tidak lama di perusahaan-perusahaan, karyawan tidak terlalu panjang, mungkin karena mereka bisa mendapatkan peluang yang lebih baik, mereka mesti migrasi atau pindah ke perusahaan yang baru.

5. Apa yang harus segera dibenahi untuk percepatan pembangunan di Indonesia timur?

Erwin Aksa Buka-bukaan soal Tantangan Pembangunan di Indonesia Timur IDN Times/Kevin Handoko

Nah, kita bukan tidak ingin mereka kembali, tapi yang paling penting kalau bisa Indonesia timur ini kepala daerahnya itu sudah memiliki pendidikan yang baik dan sebagainya.

Kemudian mereka datang sebagai kepala daerah karena kualitas. Ini di Indonesia timur masih tertinggal, karena kebanyakan kepala daerah di Indonesia timur rata-rata dari birokrat atau orang-orang dari Indonesia timur yang tidak tidak memiliki visi yang baik, sehingga pembangunan daerahnya masih sangat tertinggal.

Nantinya kalau kita memiliki bupati atau gubernur yang memiliki visi yang baik dan memiliki pengalaman yang baik, itu pasti akan terbangun kotanya. Jadi saya berharap bahwa adik-adik sekalian yang dari timur kalau sudah (selesai) sekolahnya, kembali membangun daerahnya untuk menjadi bupati dan sebagainya, itu lebih penting.

6. Bagaimana peluang pembangunan Indonesia timur di era digital saat ini?

Erwin Aksa Buka-bukaan soal Tantangan Pembangunan di Indonesia Timur IDN Times/Reynaldy Wiranata

Pada 2011, waktu saya menjadi ketua HIPMI, banyak bicara tentang start up yang bergerak di bidang pertanian, perikanan, dan tentunya perdagangan dan konstruksi. Waktu itu saya tak menyangka perubahan era digitalisasi ini pesat dan muncullah unicorn-unicorn kita yang hebat ini.

Saya kira tetap, walaupun banyak destruction yang terjadi dalam ekonomi kita, meski memiliki sumber daya alam yang mampu kita olah dengan bonus demografi yang kita miliki ini, kita jangan sampai terlena. Jangan sampai anak-anak muda ini tidak mampu mengeksploitasi sumber daya yang kita miliki, yaitu sumber daya alam.

Hal lain seperti perikanan yang kita miliki, juga berpeluang besar untuk jadi sektor yang mempunyai potensi. Begitu juga pertanian, perkebunan, ini juga yang saya jelaskan tadi, ada peternakan dan sebagainya.

Jadi jangan sampai kita terlena, kita hanya main di digital e-commerce dan sebagainya, tapi kita juga harus membangun ekonomi tradisional dan sebagainya. Kuncinya adalah efisiensi, kuncinya adalah menggunakan artificial intelligence (kecerdasan buatan). Seperti di Israel, di sana perkebunannya menggunakan kecerdasan buatan, sehingga mereka bisa tahu berapa air yang dibutuhkan oleh tanaman, berapa pupuknya, kapan mereka panen dan sebagainya.

Cara panennya juga efisien, cara mengambil mangganya dengan mesin tidak dengan manusia. Jadi ke depan akan ada perubahan juga di perkebunan dan pertanian menuju robotic dan arahnya kecerdasan buatan, tentunya eranya mekanisasi.

Dan nantinya SDM bakal berkurang. Tentunya SDM kemampuannya harus lebih baik. Karena kalau tidak, unimplement kita akan naik. Saya kira teman-teman kita, di Indonesia timur peluangnya sangat banyak. Ada perkebunan, perikanan, dan sebagainya. Saya kira Indonesia timur adalah the future of Indonesia, karena pusat-pusat perekonomian itu akan disumbangkan dari Indonesia timur, saya kira itu.

Baca Juga: IMS 2020: Ketika Sandiaga Bicara Millennial dan Politik di IMS 2019

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya