Hutan Kota Gelar Pameran Ukiran Kamoro Kenalkan Budaya Papua

Budaya eksotik dan begitu artistik

Jakarta, IDN Times - Suku Kamoro asal Papua memperkenalkan diri ke Ibu Kota dalam Kamoro Art Exhibition and Sale 2021 di Hutan Kota by Plataran, Rabu (27/10/2021). Pameran digelar atas kolaborasi Plataran, PT Freeport Indonesia, dan Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe (MWK).

Mengusung tema "Untukmu Papua Saudaraku", Kamoro Art Exhibition and Sale 2021 menggelar pameran ukiran kayu khas adat Kamoro, Papua.

1. Kamoro jadi sorotan utama

Hutan Kota Gelar Pameran Ukiran Kamoro Kenalkan Budaya PapuaSuasana Kamoro Art Exibition and Sale 2021 (IDN Times/Rindi Salsabilla)

Kerja sama Yayasan MWK dengan pengrajin Kamoro sudah memasuki tahun ke-25 pada 2021. Suku Kamoro jadi sorotan utama karena memiliki karya yang eksotik dan layak diperkenalkan ke publik.

Bagi kamu yang mau tahu budaya suku Kamoro, Kamoro Art Exhibition and Sale 2021 akan berlangsung hingga 29 Oktober 2021 mendatang. Sebanyak lebih dari 170 ukiran dibawa dari Papua untuk dipamerkan.

Baca Juga: Eksotisme Papua dan Pengalaman yang Berkesan di PON XX 2021

2. Mau beli? Siapkan uang minimal Rp200 ribu

Hutan Kota Gelar Pameran Ukiran Kamoro Kenalkan Budaya PapuaSuasana Kamoro Art Exibition and Sale 2021 (IDN Times/Rindi Salsabilla)

Pendiri Yayasan MWK, Luluk Intarti mengungkapkan harga ukiran kayu yang dijual beragam. Harga paling murah senilai Rp200 ribuan hingga termahal nyaris menyentuh Rp30 juta. 

Harga ukiran ditentukan berdasarkan ukurannya. Uang yang dikumpulkan dari pameran kali ini, akan dikembalikan kepada para seniman.

"Produknya kan titipan, jadi nanti dananya dikembalikan lagi ke teman-teman seniman," ujar Luluk.

3. Siapa itu suku Kamoro?

Hutan Kota Gelar Pameran Ukiran Kamoro Kenalkan Budaya PapuaSuasana Kamoro Art Exibition and Sale 2021 (IDN Times/Rindi Salsabilla)

Kamoro adalah salah satu suku yang mendiami kawasan pesisir Timika. Suku Kamoro sarat dengan tradisi ukiran kayu yang dijaga turun-temurun.

Harapan para pengukir dari Kamoro sederhana. Mereka berharap Indonesia tahu suku Kamoro eksis dan Papua tak hanya diisi satu atau dua tradisi saja.

Tradisi suku Kamoro mendapatkan dukungan dari PT Freeport Indonesia, yang akhirnya melahirkan Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe. Lebih dari 500 pengukir dan penganyam mendapat pembinaan, pengarahan, serta kesempatan untuk menunjukkan kebudayaan daerah hingga ke kancah internasional dalam yayasan.

Baca Juga: Erick Thohir: Pendapatan Freeport Meroket ke Rp105 T di Akhir 2021

Topik:

  • Margith Juita Damanik
  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya