Millennial Golput Karena Galau

Jangan tertipu hoax ya millennial

Jakarta, IDN Times - Golput menjadi salah satu topik bahasan yang tak terlepaskan dalam momentum-momentum pemilihan umum. Tidak terkecuali pemilu 2019 pada April mendatang.

Partai politik yang berjuang merebut suara pemilih dengan gencar terus bersuara mengajak masyarakat tidak golput. Kelompok millennial menjadi salah satu kelompok usia yang paling berpotensi untuk golput dalam pemilu 2019 mendatang. Mengapa seperti itu?

1. Bingung karena kurang mendapat informasi

Millennial Golput Karena GalauIDN Times/Rochmanudin

Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Dini Purwono, mengatakan salah satu penyebab generasi muda tidak memilih dalam pemilu alias golongan putih (golput) ialah karena mereka galau. Hal ini disampaikan Dini ketika berkunjung ke kantor IDN Times, Palmerah, Jakarta Barat pada Rabu (23/1).

"Golput karena galau karena gak tahu harus milih yang mana," kata Dini. "Itu karena kurangnya informasi yang memadai," tambah dia.

Banyaknya partai politik dan kurangnya informasi terkait parpol maupun calon yang bisa dipilih, menurutnya, menyebabkan millennial galau untuk menentukan pilihannya.

2. PSI edukasi masyarakat tentang politik baik

Millennial Golput Karena GalauIDN Times/Rochmanudin

Dini menyebutkan salah satu wujud kongkrit usaha PSI untuk mengampanyekan antigolput kepada generasi muda adalah dengan mengedukasi masyarakat. PSI mengedukasi masyarakat tentang politik baik.

Menurut Dini, citra buruk dunia politik membuat generasi muda lebih apatis terhadap politik. Oleh sebab itu PSI bergerak untuk menunjukkan politik baik bagi generasi muda.

3. Ajak millennials untuk tidak Golput

Millennial Golput Karena Galauunsplash.com/Parker Johnson

"Tidak menyarankan golput. Negara ini punya kita. Kita harus peduli," kata Dini. Dia mengatakan, meski pemilu tidak dilarang dalam undang-undang, PSI tetap tidak menyarankan generasi muda untuk golput.

Untuk mengajak millennials tidak golput, Dini mengingatkan bahwa pemilu mendatang bukan soal memilih yang terbaik. "Pemilu bukan memilih yang terbaik. Tapi mencegah yang buruk berkuasa," sebutnya.

4. Ajak anak muda cari rekam jejak

Millennial Golput Karena GalauANTARA FOTO/Setneg-Agus Suparto

Dini mengajak generasi muda untuk lebih cerdas dan bijak menggunakan sosial media. Pada momentum politik ini menurut DIni penting bagi millennials untuk mulai peduli untuk mencari rekam jejak pasangan calon.

"Anak muda kan udah canggih dari pada cuman nyinyir di media sosial lebih baik nyari info yang lebih penting," kata Dini. Menurutnya, informasi lengkap terkait pasangan calon banyak beredar di masyarakat.

5. Golput hak keaulatan rakyat

Millennial Golput Karena GalauIDN Times/Fitang Budhi

Menurut direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Arif Maulana menyebutkan golput merupakan kedaulatan bagi setiap rakyat. Dia berprinsip bahwa demokrasi sepenuhnya diserahkan kepada rakyat dalam pemilu.

Arif mengatakan golput dapat menjadi ekspresi protes masyarakat terhadap mekanisme penentuan paslon oleh partai politik. Menurutnya, memilih untuk tidak memilih adalah bentuk ekspresi politik.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya