Nadiem Ingin Merdeka Belajar Jadi Pekik Revolusi Sabang- Merauke

Mendikbud ingin semua teriakan filsafat Ki Hajar Dewantara

Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim berharap slogan Merdeka Belajar tak hanya putus sebagai kampanye dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), namun bisa menjadi pekik revolusi yang terdengar dari Sabang hingga Merauke.

"Kita ingin Merdeka Belajar menjadi suatu teriakan revolusi dari Sabang sampai Merauke," kata pria bernama lengkap Nadiem Anwar Makarim ini dalam konferensi pers yang dilakukan secara daring, Jumat (14/8/2020).

"Kita ingin esensi dan filsafat dari Ki Hajar Dewantara itu diteriakkan dan dimiliki bersama," sambung Nadiem.

1. Hak merek Merdeka Belajar kini menjadi milik Kemendikbud

Nadiem Ingin Merdeka Belajar Jadi Pekik Revolusi Sabang- MeraukeMenteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim memaparkan proogram Merdeka Belajar: Kampus Merdeka (Dok.IDN Times/Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud)

Sekolah Cikal menghibahkan hak atas merek dagang dan merek jasa merdeka belajar kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diharapkan langkah ini dapat mengakhiri polemik di tengah masyarakat, terkait Merdeka Belajar yang disebut menjadi komersial dan milik kelompok tertentu saja.

"Kemendikbud memberikan apresiasi kepada Ibu Najeela Shihab sebagai perwakilan sekolah Cikal, yang akan menghibahkan hak merek Merdeka Belajar kepada Kemendikbud," ujar Nadiem.

Mendikbud juga menegaskan tidak ada kompensasi dalam bentuk apa pun yang diberikan Kemendikbud kepada sekolah Cikal, terkait dengan pemberian hibah ini.

Baca Juga: Mendikbud: COVID-19 Ganggu Merdeka Belajar, Tapi Digitalisasi Berjalan

2. Kampanye Merdeka Belajar dapat digunakan siapa pun tanpa kompensasi

Nadiem Ingin Merdeka Belajar Jadi Pekik Revolusi Sabang- MeraukeMenteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim memaparkan proogram Merdeka Belajar: Kampus Merdeka (Dok.IDN Times/Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud)

Nantinya, kata Nadiem, penggunaan Merdeka Belajar bisa digunakan banyak pihak tanpa harus mengeluarkan kompensasi. "Selama masih kaitannya dengan pendidikan dan sesuai aturan yang berlaku," ujar dia.

Merdeka belajar sudah digalakkan sejak awal Mas Menteri, begitu Nadiem akrab disapa, terpilih sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Hingga kini, Kemendikbud telah mengeluarkan lima episode dari Merdeka Belajar.

3. Najeela Shihab: Merdeka Belajar untuk kepentingan anak

Nadiem Ingin Merdeka Belajar Jadi Pekik Revolusi Sabang- MeraukeInstagram/@najelaashihab

Pendiri sekolah Cikal, Najeela Shihab menegaskan, sejak awal keberadaannya Merdeka Belajar dipergunakan untuk kepentingan anak.

"Sama sekali tidak ada niatan komersialisasi. Tidak ada niatan untuk mempromosikan dagangan. Kepentingan utamanya adalah kepentingan anak," ujar Najeela dalam kesempatan sama.

Najeela menyebutkan hak merek Merdeka Belajar didaftarkan sekolah Cikal sejak 1 Maret 2018. Langkah ini tujuannya semata-mata bentuk pelaksanaan kewajiban sebagai warga negara, karena melakukan kegiatan jasa pelatihan, menerbitkan dan mempublikasikan guru, sehingga pendaftaran merek menjadi konsekuensi dari upaya yang dilakukan.

Baca Juga: Resmi! Sekolah Cikal Hibahkan Hak Merek Merdeka Belajar ke Kemendikbud

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya