Perludem: Pemilu 2019 Bukan Pemilu Serentak, Tapi Pemilu Borongan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, menilai pemilihan umum 2019 tidak tepat disebut sebagai pemilihan umum serentak.
"Kalau dalam pandangan kami, Pemilu 2019 lebih tepat disebut sebagai pemilu borongan. Jadi memborong lima jenis pemilu sekaligus," kata Titi di kawasan Cikini, Jakarta Selatan, Sabtu (11/5).
1. Kapok pemilu borongan
Titi juga menyatakan bahwa pihaknya merasa kapok akan pemilu borongan. Karena pemilu borongan ini penuh dengan masalah. "Kemarin itu ada beberapa problem yang membuat kita kapok," kata Titi.
2. Beban penyelenggaraan tidak kompatibel
Editor’s picks
Menurut Titi, beban penyelenggaraan pemilu 2019 tidak kompetibel dengan penyelenggara pemilu. Menurutunya penyelenggara pemilu tidak dapat bekerja dengan baik dan proporsional.
"Juga pada satu sisi pemilu yang sifatnya borongan ini membebani para kontestan pemilu, khususnya para caleg yang membuat pemilu kita ini lebih didominasi oleh interest atau ketertarikan kepada pemilu presiden ketimbang kepada pemilu legislatif," kata Titi.
3. Tidak adil bagi pemilih dan penyelenggara
Bagi Titi, pemilihan umum 2019 tidak adil bagi kedua belah pihak, baik bagi pemilih maupun bagi penyelenggara pemilihan. "Menurut saya Pemilu 2019 kurang adil bagi pemilih, kurang adil bagi penyelenggara," kata dia.