Wow, Tes COVID-19 dengan GeNose Buatan UGM Cuma Rp15 Ribuan

GeNose C19 hanya alat screening bukan diagnosa

Jakarta, IDN Times - Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan screening COVID-19 dengan menggunakan GeNose C19 yang dibuat Universitas Gadjah Mada (UGM) dapat jauh lebih murah dibanding rapid test yang selama ini digunakan. Bambang mengatakan, masyarakat hanya perlu membayar tidak lebih dari Rp25 ribu untuk melakukan tes dengan GeNose.

"Kalau ini misalkan dilakukan untuk keperluan rapid test orang per orang, perkiraannya kisaran Rp15.000 sampai Rp25.000," ujar Bambang dalam konferensi pers dan penyerahan alat GeNose C19 kepada Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) pada Kamis (7/1/2021).

"Jadi jauh lebih murah dibanding rapid test yang ada," ujar Menristek dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Kemenko PMK.

1. Rincian harga GeNose 19 yang membuat rapid test bisa lebih murah

Wow, Tes COVID-19 dengan GeNose Buatan UGM Cuma Rp15 RibuanAlat GeNose C19 buatan Universitas Gadjah Mada (Website/https://www.ristekbrin.go.id)

Bambang menjelaskan harga unit GeNose C19 yang paling besar atau paling mahal mencapai Rp62 juta. Namun, alat tersebut dapat digunakan hingga 100 ribu kali. "Setelah dipakai 100 ribu kali, maka alat itu hanya memerlukan perbaikan sedikit untuk bisa dipakai lagi," ujar Menristek Bambang.

Meristek memperkirakan, harga per pemeriksaan menggunakan unit termahal GeNose hanya kisaran Rp600 rupiah. Namun masih ada biaya lain yang akan dikenakan. Seperti biaya plastik untuk menampung embusan napas yang diperkirakan ada di kisaran harga Rp7 ribu.

"Dan juga ada Eva filter untuk menyaring agar virus itu tidak masuk ke mesinnya," ujar Bambang menyebut alat lainnya yang digunakan dalam test rapid melalui GeNose C19.

Baca Juga: Kemenkes: Izin Alat Deteksi COVID-19 Buatan UGM Bersifat Emergency Use

2. GeNose C19 hanya alat screening, bukan alat diagnosa

Wow, Tes COVID-19 dengan GeNose Buatan UGM Cuma Rp15 RibuanAlat GeNose C19 buatan Universitas Gadjah Mada (Website/https://www.ristekbrin.go.id)

Menristek menekankan GeNose C19 hanya akan menjadi alat screening virus COVID-19. Dia menyebutkan tingkatannya akan sama dengan rapid test antibodi yang selama ini dilakukan.

"GeNose ini adalah alat screening, alat screening cepat, dia tidak menjadi alat diagnosa, dia benar-benar menjadi alat screening," ujar Bambang. Bambang menjelaskan, yang membedakan rapid test menggunakan GeNose adalah, alat ini bekerja dengan sampel embusan napas.

3. Tingkat sensitifitas mencapai 92 persen

Wow, Tes COVID-19 dengan GeNose Buatan UGM Cuma Rp15 RibuanMenteri Riset dan Teknologi Indonesia / Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro bersama Menko PMK Muhadjir Effendi (Website/https://www.ristekbrin.go.id)

Bambang mengatakan, meski sifatnya hanya screening atau sama dengan rapid test, namun GeNose C19 sudah teruji akurasinya. Uji validasi terakhir dilakukan sebelum izin edar GeNose C19 dikeluarkan pada Desember 2020 lalu dan diserahkan ke Kementerian Kesehatan.

"Tingkat sensitivitas itu sekitar 92 persen, tingkat spesifisitas itu 95 persen," ujar Bambang.

Baca Juga: Alat GeNose Buatan UGM Diklaim Deteksi COVID-19 dengan Embusan Napas

Topik:

  • Margith Juita Damanik
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya