72 Tahun Hari Bhakti TNI AU, 2 Tragedi Terjadi di Hari yang Sama

Tragedi 29 Juli 1947 menggugurkan prajurit terbaik TNI AU

Jakarta, IDN Times - Tepat hari ini, Senin (29/7), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) merayakan hari bhaktinya di seluruh markas TNI AU di Indonesia. Rangkaian upacara dan ape dilakukan di seluruh jajaran, baik prajurit maupun Pegawai Negeri Sipil.

Hari Bhakti TNI AU menjadi salah satu sejarah monumental yang selalu diperingati jajaran TNI AU setiap tahunnya. Tahu kah kamu, peringatan ini dilatarbelakangi dua peristiwa yang terjadi dalam satu hari pada 29 Juli 1947.

1. Diperingati karena dua peristiwa besar pada hari yang sama

72 Tahun Hari Bhakti TNI AU, 2 Tragedi Terjadi di Hari yang SamaDok.IDN Times/Istimewa

Peristiwa pertama, terjadi pada pagi hari, tiga kadet penerbang TNI AU yaitu Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani, dan Kadet Sutarjo Sigit berhasil mengebom kubu-kubu pertahanan Belanda di tiga tempat, yakni Kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa. Mereka menyerang menggunakan dua pesawat Cureng dan Guntei.

Peristiwa kedua, jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA yang megakibatkan gugurnya tiga perintis TNI AU yaitu Adisutjipto, Abdurahman Saleh, dan Adisumarmo. Pesawat Dakota yang jatuh di daerah Ngoto, selatan Yogyakarta itu, bukanlah pesawat militer, melainkan pesawat sipil yang disewa pemerintah Indonesia untuk membawa bantuan obat-obatan Palang Merah Malaya.

Baca Juga: 12 Kumpulan Jawaban Admin Twitter TNI AU Ini Kocak Banget

2. Penembakan pesawat sipil dilakukan dua pesawat militer Belanda

72 Tahun Hari Bhakti TNI AU, 2 Tragedi Terjadi di Hari yang SamaDok.IDN Times/Istimewa

Penembakan pesawat Dakota VT-CLA yang mengakibatkan gugurnya tiga perintis TNI AU tersebut, dilakukan dua pesawat militer Belanda jenis Kittyhawk. Belanda kesal atas terjadinya tragedi pengeboman dari para kadet TNI AU pada pagi harinya.

Untuk mengenang jasa-jasa dan pengorbanan ketiga perintis TNI AU tersebut, sejak Juli 2000, di lokasi jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA (Ngoto) dibangun monumen perjuangan.

Di lokasi tersebut juga dibangun tugu dan relief tentang dua peristiwa yang melatarbelakanginya. Di lokasi monumen juga dibangun makam Adisutjipto dan Abdurachman Saleh beserta istri-istri mereka.

3. TNI AU pertama kali mengibarkan Bendera Merah Putih sehari sebelum peringatan Sumpah Pemuda pada 1945

72 Tahun Hari Bhakti TNI AU, 2 Tragedi Terjadi di Hari yang SamaDok.IDN Times/Istimewa

Pada 27 Oktober 1945, sehari menjelang peringatan 17 tahun Sumpah Pemuda, di Pangkalan Maguwo, Yogyakarta, terlihat ada kesibukan. Nampak para teknisi sedang berada di sekitar pesawat Cureng yang bertanda bulat Merah Putih, mempersiapkan segala sesuatunya untuk penerbangan yang direncanakan. Mereka menginginkan sebuah pesawat Merah Putih terbang hari itu, untuk membangkitkan Sumpah Pemuda.

Komodor Udara Agustinus Adisutjipto adalah satu-satunya penerbang Indonesia yang berada di Pangkalan Maguwo. Hari itu, Agustinus akan terbang bersama Cureng Merah Putih dan upaya yang dilakukan Agustinus dengan bantuan persiapan dari seluruh pihak, rencana tersebut membawa hasil.

Agustinus membawa terbang Pesawat Cureng Merah Putih tersebut berputar-putar di Angkasa Pangkalan Maguwo, disaksikan dengan rasa kagum oleh seluruh anggota pangkalan yang berada di bawah. Itulah awal mula sebuah pesawat Indonesia bertanda Merah Putih terbang di angkasa Indonesia yang merdeka oleh TNI AU.

4. TNI AU berawal dari BKR

72 Tahun Hari Bhakti TNI AU, 2 Tragedi Terjadi di Hari yang SamaDok.IDN Times/Istimewa

Lahirnya TNI AU bermula dari pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada 23 Agustus 1945, guna memperkuat armada udara, yang saat itu kekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya.

Pada 5 Oktober 1945, BKR sejalan dengan perkembangannya, berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dengan nama TKR jawatan penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.

Pada 23 Januari 1946, TKR ditingkatkan lagi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara.

Maka pada 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti dengan Angkatan Udara Republik Indonesia, yang kini diperingati sebagai hari lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Baca Juga: Usaha Keras TNI AU Buka Bandara Mutiara di Palu yang Ditutup

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya