Kepala BPPSDMP: SDM Jadi Pengungkit Produktivitas Pertanian Terbesar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dalam rangka meningkatkan penguatan peran Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani), Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) bersama Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) menggelar Sosialisasi Kostratani di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Cimaung, Kabupaten Bandung, Senin (8/3/2021).
“Pengungkit produktivitas pertanian ada tiga, yaitu sarana dan prasarana serta inovasi teknologi yang memberikan kontribusi peningkatan produktivitas pertanian sebesar 25 persen. Lalu, peraturan perundangan, dari perpres, peraturan menteri, peraturan gubernur/bupati, termasuk pemda, itu semua dapat mengungkit produktivitas dan memberikan kontribusi produktivitas sebesar 25 persen. Selanjutnya, sumber daya manusia (SDM) merupakan pengungkit peningkatan produktivitas pertanian terbesar yang mampu menyumbang 50 persen,” jelas Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi.
1. Sektor pertanian yang maju dimulai dari petani yang maju
Dedi juga menambahkan bahwa bila berbicara mengenai produksi pertanian, harus dimulai dari pembicaraan mengenai petani, penyuluh, dan para eksekutor pertanian lainnya. Hal itu karena semua negara maju pasti dimulai dari majunya sektor pertanian, kemudian majunya sektor pertanian dimulai dari petani yang maju.
“Karena sesungguhnya peran SDM yang memberikan kontribusi pengungkit produktivitas terbesar di sektor pertanian. Contohnya di Israel yang mampu mengekspor barang ke mancanegara, terutama dari komoditas pertanian. Petani Israel pun mampu mengubah gurun sahara menjadi “hijau”. Sekali lagi, itu karena SDM-nya,” ungkap Dedi.
Baca Juga: Dorong Produktivitas Pangan, Kementan Serahkan 36 Unit Alsintan
2. Kostratani mengutamakan pendekatan teknologi informasi dan menjalankan lima peran
Editor’s picks
Program Kostratani, sambung Dedi, selain menjadi garda terdepan pembangunan pertanian, juga bertujuan mengoptimalisasi tugas, fungsi, dan peran BPP sebagai pusat kegiatan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan dengan menerapkan pertanian maju, mandiri, dan modern.
Kostratani juga mengutamakan pendekatan teknologi informasi (IT) dan mekanisasi pertanian serta menjalankan lima peran, yaitu pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat pengembangan jejaring dan kemitraan.
3. BPP harus mampu menyediakan data dan informasi pertanian
Dedi pun mengingatkan bahwa pembangunan pertanian nasional bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga kewajiban pemerintah daerah yang memajukan BPP sebagai media kerja penyuluh pertanian dan insani pertanian lainnya.
BPP harus mampu menyediakan data dan informasi pertanian dan melaksanakan program utama Kementan yang tersambung dengan media koneksitas virtual, yakni sistem AWR (Agriculture War Room). BPP juga menjadi wadah pembelajaran melalui demonstration plot (demplot) sekolah lapang, menyediakan informasi/cara akses pasar, dan menyediakan jejaring kerja sama dengan mitra/stakeholders lainnya. (CSC)
Baca Juga: Program PWMP Kementan Dorong Millennial Sembawa Wirausaha