SP BPJAMSOSTEK Gelar Rakernas, Sinergi Karyawan-Manajemen Jadi Kunci

Karyawan adalah aset utama BPJAMSOSTEK

Jakarta, IDN Times - BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) saat ini berada dalam proses transisi kepemimpinan dengan jajaran direksi dan dewan pengawas dalam periode ini akan memasuki masa akhir jabatannya. Panitia seleksi yang dibentuk Presiden RI saat ini sedang melaksanakan tugasnya dalam menjaring dan menemukan calon pemimpin BPJAMSOSTEK yang akan datang dalam menghadapi tantangan-tantangan ke depan. 

Karena itu, Dewan Pimpinan Pusat Serikat Pekerja (DPP SP) BPJS Ketenagakerjaan melaksanakan kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) SP BPJS Ketenagakerjaan secara virtual pada Kamis-Jumat (22-23/10/2020). Salah satu tujuan dari kegiatan tersebut ialah menetapkan sasaran dan program kerja organisasi dalam satu periode kepengurusan ke depan, serta menginternalisasikan komitmen insan BPJAMSOSTEK dalam sinergi dengan manajemen demi mewujudkan kinerja teratas.

Rakernas kali ini mengangkat tema “Menjaga dan Memperkuat Rumah Kita”, sejalan dengan tantangan di masa yang akan datang, SP BPJS Ketenagakerjaan berkomitmen dalam menjaga stabilitas dan proses bisnis BPJAMSOSTEK dengan menyadari sepenuhnya bahwa karyawan, sebagai anggota SP BPJS Ketenagakerjaan adalah aset utama institusi ini.

1. Pemimpin BPJAMSOSTEK ke depan harus mampu menerapkan perubahan

SP BPJAMSOSTEK Gelar Rakernas, Sinergi Karyawan-Manajemen Jadi KunciKetua Umum DPP SP BPJS Ketenagakerjaan Tri Candra Kartika. (Dok. BPJAMSOSTEK)

Salah satu tantangan tersebut adalah dengan telah disahkannya Undang Undang (UU) Cipta Kerja atau Omnibus Law oleh DPR yang memberi amanah satu program tambahan kepada BPJAMSOSTEK, yaitu Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Program ini tertuang pada UU Cipta Kerja sebagai langkah untuk menyejahterakan pekerja dan tetap mendukung keberlangsungan perekonomian dari risiko-risiko yang dihadapi pemberi kerja.

"Tantangan ke depan yang dihadapi BPJAMSOSTEK akan semakin berat. Namun, saya yakin dan percaya seberat apa pun itu, dengan sinergi yang baik antara karyawan dan manajemen, semua hal yang menjadi hambatan akan dapat dilewati dengan capaian-capaian yang menggembirakan,” ujar Ketua Umum DPP SP BPJS Ketenagakerjaan Tri Candra Kartika. 

Dirinya menambahkan, pemimpin BPJAMSOSTEK ke depan harus mampu membawa dan menerapkan perubahan dari dalam ke luar atau transformatif melalui optimalisasi kekuatan dan potensi yang dimiliki BPJAMSOSTEK. Sosok transformatif dan kolaboratif merupakan salah satu elemen yang esensial untuk dapat membawa BPJS Ketenagakerjaan menjadi institusi kebanggaan bangsa dan solusi bagi negeri ini.

“Dalam menghadapi suksesi kepemimpinan direksi di BPJAMSOSTEK, Serikat Pekerja BPJS Ketenagakerjaan menghormati dan menghargai proses yang dilaksanakan pemerintah dalam melaksanakan seleksi dimaksud. Calon-calon pemimpin yang berasal dari beragam profesi, baik dari internal maupun eksternal BPJAMSOSTEK merupakan salah satu wujud kebinekaan yang autentik dari masyarakat Indonesia,” tambah Tri Candra Kartika.

Baca Juga: Sudah Kerja 15 Tahun, Para PRT di Semarang Gagal Dapat BLT BPJamsostek

2. Hubungan industrial adalah elemen penting

SP BPJAMSOSTEK Gelar Rakernas, Sinergi Karyawan-Manajemen Jadi KunciRapat Kerja Nasional (Rakernas) SP BPJS Ketenagakerjaan. (Dok. BPJAMSOSTEK)

Mewakili Menteri Ketenagakerjaan, yakni Plt. Dirjen PHI dan Jamsos Kemnaker Haiyani Rumondang, mengatakan hubungan industrial adalah elemen penting antara pengusaha atau manajemen dengan pekerja dan pemerintah. 

"Sejalan dengan misi pemerintah, tema Rakernas ini merupakan satu gambaran jelas bahwa hari ini arti kata ‘Rumah Kita’ tidak hanya menjadi tempat berlindung bagi satu atau dua orang dan golongan, tetapi ada unsur lainnya yang harus secara bersama-sama mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, agar dapat tercipta ekosistem yang tenteram dan penuh kenyamanan bagi orang-orang yang ada di dalamnya dan masyarakat pekerja," tuturnya. 

Haiyani juga sedikit menyinggung perihal UU Cipta Kerja yang mendapat berbagai respons dan gejolak di masyarakat yang terjadi akibat spekulasi pemahaman yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya. 

"Sejatinya UU Cipta Kerja ini hadir untuk menjawab tantangan di masa yang akan datang sekaligus memangkas serta menyempurnakan aturan-aturan yang telah ada sebelumnya," ungkapnya. 

3. Tetap solid dan terus berkolaborasi positif

SP BPJAMSOSTEK Gelar Rakernas, Sinergi Karyawan-Manajemen Jadi KunciDirektur Kepesertaan BPJAMSOSTEK E. Ilyas Lubis. (Dok. BPJAMSOSTEK)

Sementara itu, Direktur Kepesertaan BPJAMSOSTEK, E Ilyas Lubis, berujar bahwa di tengah kondisi nasional bahkan global yang penuh ketidakpastian, dibutuhkan lingkungan kerja yang baik, kondusif, dan harmonis agar dapat mencapai kinerja yang optimal. 

“Kemitraan antara SP BPJAMSOSTEK dengan manajemen menjadi poin penting dengan menjaga sinergitas untuk mendorong hubungan industrial yang baik dan menggerakkan seluruh karyawan untuk mencapai tujuan institusi,” ujarnya.

Ilyas pun berpesan agar SP BPJAMSOSTEK tetap solid dan terus berkolaborasi positif dengan jajaran manajemen. Ia juga berharap agar seluruh karyawan untuk terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas agar tetap adaptif. 

“Manajemen melihat bahwa SP BPJAMSOSTEK selalu memberikan masukan konstruktif melalui dialog sosial. Jika memang ada perbedaan pendapat, itu hal yang lumrah dan harus dapat dikomunikasikan bersama untuk dicari jalan keluarnya. (Selain itu) BPJAMSOSTEK ini adalah rumah kita, harus terus kita jaga dan dirawat agar pekerja melihat kita sebagai institusi yang dapat dipercaya dan menyejahterakan pekerja,” pungkas Ilyas. (CSC)

Baca Juga: DPR RI dan DJSN Apresiasi Inovasi Kanal Klaim JHT BPJAMSOSTEK 

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya