Diterjang Konflik Internal, Pengaruh Suharso Dinilai Masih Kuat di PPP

Kisruh di internal partai sudah lama terjadi

Jakarta, IDN Times - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) baru-baru ini dikabarkan mengalami konflik di internal. Kabar itu makin menguat usai Majelis Pertimbangan PPP mengirimkan surat berisi permintaan agar Suharso Monoarfa mundur dari posisi ketum.

Permintaan mundurnya Suharso itu buntut dari ucapannya dalam acara KPK soal ‘amplop kiai’. Dalam pidatonya, Suharso disebut menyindir kiai dan yang seringkali menerima amplop setelah acara.

Imbas dari pernyataan Suharso itu, Majelis Pertimbangan PPP meminta Suharso mundur karena dikhawatirkan membawa dampak pada elektabilitas partai.

1. Kisruh di internal partai sudah lama terjadi

Diterjang Konflik Internal, Pengaruh Suharso Dinilai Masih Kuat di PPPMenteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Direktur Eksekutif Centre for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari menilai konflik di internal PPP merupakan lagu lama. Kekisruhan itu terjadi karena ada beberapa pihak yang ingin kepemimpinan Suharso berganti.

“Alasannya bermacam-macam. Ada yang memang ingin PPP berbenah, ada yang terkait capres dan ada juga orang-orang yang terbuang di kepengurusan. Jadi semua ini menyatu dan bergabung,” ujar dia kepada IDN Times, Jumat (2/9/2022).

Kendati begitu, menurutnya, konflik internal itu belum cukup kuat ‘menggoyang’ posisi Suharso di kursi kepemimpinan PPP.

“Kuncinya DPW dan DPC, Suharso masih mendapat dukungan penuh. Kalau merujuk surat dari 3 majelis, saya rasa tidak ada dalam AD/ART PPP, jadi tidak cukup kuat," ucap Sholeh.

Baca Juga: PPP Riau Dukung Sandiaga Uno Jadi Capres 2024

2. ‘Amplop kiai’ jadi masalah politis

Diterjang Konflik Internal, Pengaruh Suharso Dinilai Masih Kuat di PPPPertemuan antara Golkar, PAN, dan PPP di Jakarta, Kamis (12/5/2022). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Menurut Sholeh kisruh ‘amplop kiai’ ini dibuat menjadi masalah politis untuk menurunkan pamor Suharso Monoarfa di PPP.

Pihak-pihak yang bersebrangan dengan Suharso, kata Sholeh, mencoba menggunakan momentum ini untuk menurunkan Suharso. Namun belum jelas siapa pihak yang bersebrangan dengan Suharso di internal PPP.

Sholeh juga mengaku mengecam ucapan Suharso Monoarfa soal ‘amplop kiai’ karena melukai kalangan pesantren dan menyudutkan kelompok agama.

“Walau saya masih tetap mengecam pernyataan itu karena sangat melukai kalangan pesantren dan menyudutkan para kiai. Tapi sudah beralih ada nuansa politisnya, maka saya menahan diri dulu,” ucap dia.

Baca Juga: PAN Umumkan Nama Capres, PPP: Biarin Saja

3. Suharso disarankan bangun komunikasi di internal partai

Diterjang Konflik Internal, Pengaruh Suharso Dinilai Masih Kuat di PPPIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Sholeh menyarankan kepada Suharso Monoarfa dan elite-elite PPP yang masih solid, untuk membangun komunikasi yang intensif dengan DPW dan DPC. Termasuk untuk meminta para DPW dan DPC untuk ikut meredam gejolak, yang timbul akibat isu amplop kiai itu.

"Supaya jangan ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan politik. Suharso rapatkan barisan, sekalian seluruh DPW dan DPC itu datangi para kiai guna meminta maaf. Saya rasa selesai itu, karena menurut saya bagi para kiai dan santri-santri itu permintaan maaf yang tulus sudah cukup," pungkasnya.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya