Menag Minta Saudi Penempatan Jemaah Haji RI Bukan di Mina Jadid

28 Nov 2024, 06:47 WIB

Menag Nasaruddin Umar, bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah, di Masjidil Haram, Makkah (dok. Kemenag)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Agama (Kemenag) mengupayakan penempatan khusus bagi jemaah haji Indonesia di Arab Saudi untuk musim haji 2025. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, secara resmi meminta agar rombongan haji Indonesia tidak ditempatkan di kawasan Mina Jadid yang dinilai kurang sesuai.

Upaya ini dilakukan setelah Menag melakukan kunjungan kerja di Arab Saudi, dan melakukan sejumlah pertemuan dengan pejabat setempat. Permintaan tersebut disampaikan dengan mempertimbangkan kondisi demografis jemaah haji Indonesia yang mayoritas lanjut usia atau lansia.

1. Alasan penolakan Mina Jadid

Antrian jemaah haji menuju ke Raudah atau Makam Nabi Muhammad di Masjid Nabawi, Kamis (27/6/2024). IDN Times/Faiz Nashrillah

Menag menjelaskan secara detail alasan penolakan penempatan jemaah haji di Mina Jadid.

"Kami minta supaya jemaah haji Indonesia itu menempati tempat di Mina, yang bukan Mina Jadid. Tapi tentu persyaratannya kita harus melaksanakan seluruh persyaratan yang harus dilakukan," ujarnya.

Pertimbangan utama adalah kondisi jemaah haji Indonesia yang didominasi lansia dan membutuhkan aksesibilitas lebih baik. Lokasi Mina Jadid dinilai kurang ramah bagi jemaah dengan keterbatasan fisik, sehingga Kemenag meminta lokasi yang lebih sesuai.

2. Upaya penambahan petugas pendamping

Menag Nasaruddin Umar, bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah, di Masjidil Haram, Makkah (dok. Kemenag)

Selain persoalan lokasi yang kurang sesuai untuk jemaah haji Indonesia, Kemenag juga meminta tambahan petugas pendamping jemaah haji.

"Kami minta tambahan petugas ya. Karena saya sampaikan bahwa jemaah haji kita itu nanti banyak yang senior, banyak yang lanjut usia, dan itu membutuhkan bantuan, baik itu tenaga medis, maupun juga tenaga personal," kata Menag.

Sementara, Pemerintah Arab Saudi melalui Menteri Haji Tawfiq F Al Rabiah, menunjukkan apresiasi positif terhadap usulan Indonesia, termasuk penambahan tenaga pendamping dan pertimbangan lokasi.

3. Rencana kerja mendatang

Menag Nasaruddin Umar, bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah, di Masjidil Haram, Makkah (dok. Kemenag)

Kemenag berencana membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Penyelenggara Haji dan DPR Komisi VIII.

"Insyaallah, Januari nanti, awal, nanti ada ketentuannya itu sudah ada MOU. Maka itu kami juga akan menyelesaikan sesegera mungkin antara Kementerian Agama, BPH, dan DPR Komisi VIII, terutama untuk menentukan segala sesuatu yang dipersyaratkan," ujar Menag.

Nota kesepahaman ini diharapkan dapat menjamin kualitas pelayanan dan mempersiapkan kebutuhan jemaah haji Indonesia secara komprehensif.