Jakarta, IDN Times - Suara gesekan roda baja di atas rel, bunyi klakson angkutan mini bus biru, bersahut-sahutan dengan pedagang yang menjajakan dagangannya di depan stasiun kala itu. Sabtu (25/5) di kawasan depan Stasiun Tebe, Jakarta Selatan.
Langit Jakarta tampak terang hari itu. Saya dalam perjalanan untuk melihat sebuah komunitas yang tidak biasa. Melakukan perjalanan dengan commuter line, saya tiba di stasiun tujuan saya, Stasiun Tebet, Jakarta Selatan.
Turun dari kereta, sayup-sayup aku mendengar suara sekelompok orang sedang salawatan. Mengikuti arah suara, langkah kakiku tiba di depan sekelompok orang yang duduk tenang di bawah kolong jembatan fly over persis di depan stasiun Tebet, Jakarta Selatan.
Pelan-pelan, aku duduk mendekat ke sekumpulan orang. Sebagian besar mengenakan jins dan kaos, beberapa di antaranya bertato dan penuh tindikan di tubuhnya. Tapi beberapa di antara mereka ada juga yang mengenakan baju koko.
Mereka tengah menikmati merdunya salawatan yang dibawakan. Saya berada di tengah komunitas yang disebut Tasawuf Underground.