Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-06-24 at 13.24.28_72c027fa.jpg
Agenda "Pak Menteri Menyapa Guru Bahasa Indonesia, di Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta Pusat,Senin (24/6/2025) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Intinya sih...

  • Perkuat Trigatra bangun bahasaDiperlukan penguatan konsep kebahasaan dan kesastraan Indonesia, mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing.

  • Guru Bahasa Indonesia diingatkan perannya untuk bangun kejayaan bangsaPentingnya peran guru dalam pengajaran bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran wajib yang memicu rasa kritis dan logis.

  • Soroti keadaban berbahasa, kata kasar meningkatKritik terhadap hilangnya keadaban berbahasa dalam ranah digital dengan peningkatan penggunaan kata-kata kasar.

Jakarta, IDN Times - Penyebutan istilah-istilah asing kini semakin marak. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyoroti penggunaan kata atau istilah bahasa asing untuk berbagai hal saat ini. Dia mencontohkan, kini pintu keluar saja disebut dengan exit, ruang pertemuan dinamakan meeting room dan lain sebagainya.

Hal ini disampaikan Abdul Mu'ti di depan sejumlah guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia, serta mahasiswa calon guru. Di hadapan ratusan orang dia menceritakan, bagaimana kini ciri penggunaan bahasa Indonesia mulai terkikis.

"Karena sekarang ini makin banyak ruang-ruang publik yang menggunakan bukan bahasa Indonesia, dan itu bahkan di kantor-kantor negara," kata dia dalam agenda "Pak Menteri Menyapa Guru Bahasa Indonesia, di Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2025).

1. Perkuat Trigatra bangun bahasa

Mendikdasmen, Abdul Mu’ti saat Deklarasi Komitmen Gerakan Anak Indonesia Hebat dan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025. (Dok. Istimewa)

Dengan tegas dia mengatakan, saat ini penggunaan bahasa Indonesia tidak dijalankan dengan disiplin. Dia mengatakan, Trigatra Bangun Bahasa perlu diperkuat, yakni konsep kebahasaan dan kesastraan Indonesia yang terdiri dari tiga aspek utama mulai dari mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing.

Masalah selanjutnya, kata dia, adalah bagaimana masyarakat harusnya menjadikan bahasa Indonesia sebagai bagian dari upaya membangun kejayaan dan keadaban bangsa, lewat karya hingga capaian dunia. Dia bersyukur, kini bahasa Indonesia sudah digunakan sebagai bahasa rapat di UNESCO.

2. Guru Bahasa Indonesia diingatkan perannya untuk bangun kejayaan bangsa

Mendikdasmen Prof. Abdul Muti (Dok. Prof. Abdul Muti)

Maka peran guru bahasa Indonesia dan pola pengajarannya harus diperhatikan, belum lagi bahasa Indonesia adalah mata pelajaran wajib. Bahasa Indonesia, kata dia, bukan hanya sebagai penyampai pesan tetapi juga jadi ilmu tersendiri. Bahasa Indonesia juga diperlukan untuk memicu rasa kritis dan logis. Namun pengajarannya harus menyenangkan dan mudah.

"Ini memang harus kita lihat bagaimana teks-teks yang dipakai dalam bahasa Indonesia dan bagaimana kemudian kita mengembangkan strategi mengajarnya," kata dia.

3. Soroti keadaban berbahasa, kata kasar meningkat

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti (peci hitam depan), saat kunjungan kerja ke IKN, Jumat (13/6/2025). (Dok. Humas OIKN)

Dia juga menyoroti bagaimana saat ini keadaban berbahasa mulai hilang, apalagi di ranah digital. Menurutnya, kini tidak ada kesantunan serta tidak ada rasa empati kepada orang lain dari bahasa yang digunakan itu.

"Keadaban berbahasa ini menurut saya sudah pada level yang sangat serius, orang berbicara kata-kata kasar, mohon maaf kata-kata jorok, kata-kata kotor, dan sejenisnya itu sudah sangat biasa," ujarnya.

Dia mengatakan, bahasa sebenarnya menunjukkan bangsa. Hal itu tidak hanya sekadar bahasa, namun menjadi identitas suatu bangsa.

"Bahkan menjadi bagian dari ciri suatu bangsa, tetapi mencerminkan keadaban kita itu seperti apa," katanya.

Editorial Team