Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengatakan pemerintah memiliki komitmen yang kuat untuk mengawal pemilu 2024 agar bisa berjalan sesuai agenda. Hal itu termasuk komitmen untuk mendanai pemilu. Maka, ia meminta publik agar tidak salah paham dan mengira kebutuhan dana pemilu tahun 2022 belum cair berarti pertanda pemerintah separuh hati.
"Berita hari-hari ini mengabarkan pemilu tersendat karena pemerintah dananya lambat cairnya. Itu tidak juga, karena sudah dibicarakan dengan KPU dan stakeholders. Dana yang dibutuhkan akan disediakan sepenuhnya oleh pemerintah," ungkap Mahfud seperti dikutip dari keterangan tertulis pada Rabu, (3/8/2022).
Namun, ia meminta agar kebutuhan dana tersebut dihitung dulu. Ia menjelaskan kebutuhan dana untuk pemilu tahun 2022 sebesar Rp1,24 triliun.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menjelaskan sistem pendanaan pemilu menggunakan mekanisme multi years. "Nanti di tahun 2023 lebih banyak lagi. Di tahun 2024 lebih banyak lagi (yang dikucurkan)," kata dia.
Ia menambahkan bila dana untuk pemilu 2022 belum juga cair, maka Komisi Pemilihan Umum (KPU) tinggal membuat Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). "Kalau DIPA nya sudah jadi kan gampang. Kalau belum ada DIPA, tapi sudah dicairkan itu kan sama saja melanggar hukum keuangan negara. Oleh sebab itu, pemerintah menjamin tentang ini," ujarnya lagi.
Lalu, apa respons KPU soal anggaran tahun 2022 yang belum cair?