Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (IDN Times/Aryodamar)
Anies menjelaskan bahwa yang dimaksud sistem adalah ketika tiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Jakarta sudah tahu apa yang harus dilakukan saat peringatan banjir muncul. Menurut dia, toa digunakan Jepang sebagai peringatan dini tsunami karena harus berfungsi dengan cepat.
Sedangkan di Jakarta, banjir biasanya memiliki rentang waktu yang cukup lama dari peringatan sampai menuju ke kejadian, maka dari itu menurut dia pengeras suara tidak terlalu dibutuhkan untuk peringatan dini banjir.
"Kalau banjir kira-kira antara peringatan dan kejadian berapa menit? Lama. Lha, kenapa pakai alat begini? Ini dipakai karena tsunami. Kalau Katulampa sampai Jakarta berapa jam? Bisa diberi tahu pakai apa? Lah iya segala macam bisa. Perlu pengadaan? Gak perlu. Semua masjid bisa dipakai, semua WhatsApp bisa," kata dia.