Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menceritakan pengalamannya dengan mobil dinasnya. Mobil dinas Tjahjo sudah berumur 10 tahun, maka itu wajar sering mogok atau rusak.
Bahkan, Tjahjo mengaku sudah empat kali menumpang mobil patroli milik polisi dan pengawal (Patwal), lantaran mobil dinasnya mogok. Sehingga, menurut Tjahjo wajar apabila mobil dinas menteri diganti yang baru.
Usia mobil dinas menteri yang sudah mencapai 10 tahun, membuat Tjahjo kerap menumpang mobil Patwal hingga empat kali, lantara mobil dinasnya beberapa kali mendadak mogok di jalan.
"Sering ya, sering. Saya pindah ke Patwal empat kali," ungkap Tjahjo di kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (26/8).
Selain usia mobil yang memang sudah tua, Tjahjo menuturkan, biaya perbaikan mobil dinas yang rusak juga tidak murah.
"Ya mobil kan sudah 10 tahun. Kalau rusak, diperbaiki. Tapi katanya Biro Umum kantor kami, biaya perbaikan ternyata mahal," ucap dia.
Kerusakan mobil dinas Tjahjo beragam, seperti air conditioner (AC), rem, hingga bagian mesin.
"Saya kira wajar lah kalau 10 tahun ada pergantian. Dulu juga sama toh, awal-awal Pak Jokowi kan juga ribut, terus akhirnya dicek Pak Jokowi, masih layak, ya masih layak, termasuk mobil Presiden pun," kata Mendagri.
Menurut Tjahjo usia mobil jika sudah di atas lima tahun memang rentan mengalami kerusakan. Termasuk mobil dinas menteri sekali pun.
"Ya gak apa-apa, namanya mobil lama. Mobil baru merek apapun kalau sudah di atas lima tahun pasti akan sama," ucap dia.
Presiden Joko "Jokowi" Widodo akan mengganti mobil menteri periode 2019-2024 dan pejabat setingkat menteri, serta pimpinan lembaga negara. Jenis mobil dinas yang baru adalah Toyota Crown 2.5 HV G-Executive.
Alasan pergantian karena mobil dinas menteri sudah berusia 10 tahun. Pengadaan mobil dinas menteri juga sudah mendapat persetujuan DPR RI. Akan ada 101 unit mobil baru seharga Rp778 juta tiap unitnya dengan total anggaran Rp147 miliar. Sementara, pemenang lelang tender adalah PT Astra International Tbk-TSO.