Muda PAN soal Giring Sebut Anies Pembohong: Mau Nyapres Kok Provokatif

22 Sep 2021, 12:24 WIB

Giring "Nidji" Ganesha. (Instagram.com/ Giring)

Jakarta, IDN Times - Jubir Muda Partai Amanat Nasional (PAN), Valeryan Bramasta, turut mengomentari sinis pernyataan Plt Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha. Sebelumnya, Giring menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pembohong dan meminta masyarakat tidak memilih Anies jika mencalonkan diri di Pilpres 2024.

Pria yang akrab disapa Valen ini menilai Giring tak percaya diri dalam menghadapi Pilpres 2024. Giring diketahui beberapa waktu lalu mengaku siap maju sebagai Capres di Pemilu 2024.

"Katanya mau jadi bakal capres, tapi kok komentarnya tidak bermutu banget? Mau maju capres kok bahasanya provokatif amat, aneh bin lucu aja. Mau maju jadi bakal capres tapi menolak figur lain yang mau maju jadi bakal capres," ujar Valen dalam keterangannya, Rabu (22/9/2021).

1. Giring seharusnya bisa edukasi masyarakat

Giring Ganesha dalam acara Indonesia Millenial Summit (Dok/IDN Times)

Valen mengatakan, sebagai tokoh muda, Giring seharusnya bisa mengedukasi masyarakat terkait politik. Apalagi, dia sebagai musisi memiliki banyak penggemar.

"Jangan cuma cari sensasi recehan. Sebagai Plt ketua umum partai politik, semestinya Giring memiliki kapasitas yang cukup. Sayang dengan jabatan tersebut," ucapnya.

2. Giring minta masyarakat tak dukung Anies jika maju Pilpres 2024

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Twitter.com/AniesBaswedan)

Sebelumnya, melalui akun Twitter PSI, Giring mengatakan Anies sebagai pembohong. Dia pun meminta rakyat Indonesia tak memilih Anies jika maju di Pilpres 2024.

"Rekam jejak pembohong ini harus kita ingat sebagai bahan pertimbangan saat pemilihan nanti di 2024. Jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan pembohong. Jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan Anies Baswedan," ujar Giring dalam video yang diunggah akun Twitter @psi_id, Selasa (21/9/2021).

Giring mengatakan, Anies bukan sebuah contoh baik seorang pemimpin. Dia juga menyebut Anies sebagai contoh pejabat negara yang tidak bisa mengatasi krisis.

"Indikator utama dalam menilai kegagalan Anies Baswedan adalah melihat bagaimana cara gubernur DKI Jakarta membelanjakan uang rakyat selama pandemik," kata dia.

3. Anies disebut pakai APBD DKI untuk kepentingan pribadi

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Polda Metro Jaya. (Dok.Humas Pemprov DKI Jakarta)

Giring mengakui jumlah APBD DKI Jakarta besar. Namun, Anies disebut membelanjakan APBD DKI Jakarta untuk kepentingan pribadi. Giring mencontohkan Rp1 triliun untuk Formula E.

“APBD Jakarta yang begitu besar, dia belanjakan untuk kepentingan ego pribadinya untuk maju sebagai presiden 2004. Dia mengabaikan tekanan rakyat yang meminta dia membatalkan rencana balapan mobil Formula E, dan mengeluarkan Rp1 triliun, Rp1 triliun uang rakyat untuk acara tidak berguna itu," ujar Giring.

"Uang muka dan jaminan bank bagi penyelenggaraan balap mobil Formula E dibayar Anies pada saat pemerintah secara resmi mengumumkan negara dalam keadaan darurat karena pandemik COVID-19," imbuhnya.