Aplikasi PeduliLindungi Bakal Diterapkan di Sekolah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah berencana menerapkan aplikasi PeduliLindungi di sekolah. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.
"Integrasi PeduliLindungi dan mengimplementasi program itu di sekolah kita. Jadi inisiatif besar kita untuk memastikan pengendalian ini (pandemik COVID-19)," ujar Nadiem dalam konferensi pers virtual yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (27/9/2021).
Baca Juga: Soal 2,8 Persen Siswa Positif COVID, Nadiem: Itu Angka Selama Pandemik
1. Pemerintah bakal hentikan PTM bila positivity rate lebih dari lima persen
Nadiem menerangkan, pemerintah juga akan melakukan random sampling dan testing COVID-19 di sekolah. Hal itu dilakukan dengan berkolaborasi bersama Kementerian Kesehatan.
Selain itu, Nadiem juga mengatakan, pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah akan dihentikan apabila positivity rate lebih dari 5 persen.
"Jadi, secara klinis dan statistik jauh lebih valid dan tidak merugikan," katanya.
Editor’s picks
Baca Juga: [BREAKING] Menkes Budi: Dalam Sehari Aplikasi PeduliLindungi Diakses 50 Juta Kali
2. Soal 2,8 persen siswa positif COVID, Nadiem: Itu angka selama pandemik
Sebelumnya, Nadiem Makarim mengklarifikasi angka 2,8 persen siswa sekolah positif COVID-19 tidak terjadi saat pembelajaran tatap muka terbatas (PTM) dilakukan. Menurutnya, angka tersebut merupakan data selama pandemik COVID-19.
"Poin klarifikasi yang kemarin, ada beberapa miskonsepsi yang patut diluruskan, bahwa angka 2,8 persen satuan pendidikan, walaupun itu sudah kecil, tapi itu pun data kumulatif, bukan data per satu bulan, itu semua dari seluruh masa COVID-19. Ini bukan bulan terakhir PTM yang terjadi," kata Nadiem.
3. Ribuan siswa positif COVID-19 yang dilaporkan merupakan data mentah
Nadiem menjelaskan, ada sekitr 15 ribu siswa dan 7 ribu guru positif COVID-19 merupakan data mentah. Bila diverifikasi, jumlah positif corona dalam satu sekolah ternyata lebih banyak dibanding total siswanya.
"Ternyata banyak sekali errornya," ucap Nadiem.