Bintang Emon Cari Prestasi KPI di Google: Gak Ada

Bintang Emon heran tak ada prestasi KPI di Google

Jakarta, IDN Times - Komika, Bintang Emon, turut menyoroti isu yang tengah ramai dibahas masyarakat tentang Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Dalam video di akun Instagramnya, Bintang Emon mengaku tidak ingin memberikan komentar jahat untuk KPI.

"Gua gak mau komentar jahat soal KPI, gua pengen bela KPI," ujar Bintang Emon dalam unggahan videonya seperti dilihat IDN Times pada Selasa (14/9/2021).

1. Bintang Emon tak menemukan presitasi KPI di Google

Bintang Emon Cari Prestasi KPI di Google: Gak Adainstagram.com/bintangemon

Bintang Emon pun mengaku mencari apa saja prestasi yang pernah diraih KPI melalui Google. Namun, ia tak menemukannya.

"Akhirnya gua cari prestasinya di Google, gak ada," kata Bintang Emon sambil tertawa.

Dia merasa heran tak menemukan prestasi di Google. Padahal, kata Bintang Emon, Google merupakan jendela dunia.

"Google loh, Google jendela dunia lu nyari apa saja ada, lu nyari kabar Ciripa asistennya Uya Kuya yang megangin orang dihipnotis, ada," ucapnya.

Bintang Emon menduga Google enggan mengunggah informasi tentang prestasi. Namun, dia kembali dibuat tertawa ketika mencoba mencari prestasi karang taruna di suatu wilayah.

"Mungkin Google males upload prestasi-prestasi. Gue cari yang lain, presitasi Karang Taruna Jatibening. Karang Taruna Jatibening ada, KPI nol," katanya sembari tertawa.

Baca Juga: Terduga Pelaku Skandal KPI Disebut Ajak Korban Berdamai dengan Syarat

2. KPI jadi sorotan karena kasus perundungan hingga soal Saipul Jamil

Bintang Emon Cari Prestasi KPI di Google: Gak AdaGedung Komisioner Penyiaran Indonesia. (instagram.com/kpipusat)

KPI akhir-akhir ini menjadi sorota publik karena sejumlah hal. Di antaranya, terkait kasus dugaan perundungan hingga pelecehan seksual yang menimpa seorang pegawainya berinisial MS.

Mirisnya, aksi tercela kepada MS tersebut diduga dilakukan oleh rekan kerjanya sendiri di KPI Pusat, sesama laki-laki. Kasus ini pun sudah masuk ranah hukum dan sedang diselidiki pihak kepolisian.

Kemudian yang menjadi sorotan lagi adalah pernyataan Ketua KPI Agung Suprio di program siniar Deddy Corbuzier. Agung mengatakan Saipul Jamil, mantan narapidana pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, boleh tampil di televisi dalam konteks memberikan edukasi.

"Wawancara (Saipul) juga boleh. Jadi, gue gak melarang (Saipul di televisi) hanya membatasi," ujar Agung di program Deddy.

Pernyataan ini pun dikritik sejumlah pihak, termasuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Agung pun di lain kesempatan mengatakan Saipul tidak boleh tampil di televisi usai bebas dari penjara.

Tetapi, stasiun televisi boleh menampilkan sosok Saipul tidak secara langsung dalam tayangan dan wajahnya diblur.

Baca Juga: Ketua KPI: Saipul Jamil Boleh Tampil di TV untuk Kepentingan Edukasi

3. Ketua KPI sebut Upin-Ipin bagian dari propaganda Malaysia

Bintang Emon Cari Prestasi KPI di Google: Gak AdaKetua KPI Pusat, Agung Suprio (Instagram.com/kpipusat)

Polemik terbaru, di program siniar Deddy Corbuzier, Agung menyebut program kartun Upin-Ipin yang berasal dari Malaysia bentuk propaganda Pemerintah Negeri Jiran. Pernyataan ini pun langsung ditanggapi kreator Upin-Ipin.

"Memang harus diakui bahwa Upin dan Ipin sangat populer di antara anak-anak di Malaysia dan sejumlah negara di kawasan. Tetapi, pada akhirnya (animasi) itu mengajarkan banyak nilai-nilai moral dan pelajaran kehidupan," demikian tulis kreator Upin-Ipin di akun Instagram @upinipinofficial yang dikutip pada Selasa (14/9/2021). 

"Ini bukan propaganda. Animasi ini hanya sekadar acara yang hebat dengan tujuan baik," kata mereka. 

Di lain kesempatan, Agung berdalih pernyataannya mengenai Upin-Ipin propaganda Pemerintah Malaysia banyak disalahartikan publik. Ia ingin menjelaskan Negeri Jiran mengenalkan Malaysia sebagai negara yang beragam dan memiliki budaya yang unik melalui tayangan kartun animasi. Dengan begitu, mendorong orang dari luar Malaysia berkunjung ke sana. 

"Gak ada yang salah dengan itu (penayangan kartun Upin-Ipin) karena propaganda itu bertujuan positif dalam konteks marketing adalah humas. Bukan propaganda dalam konteks psy war. Anda bisa melihat Malaysia dari animasi Upin dan Ipin," ujar Agung.

Baca Juga: Kreator Upin-Ipin Bantah Tudingan Ketua KPI soal Propaganda

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya