Kemenag: Hilang Sinyal Bisa Putus Sekolah Saat PJJ Selama Pandemik

Kualitas sinyal di wilayah Indonesia belum merata

Jakarta, IDN Times - Koneksi internet menjadi kebutuhan selama masa pandemik COVID-19. Terlebih bagi siswa yang menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) di rumah. Interaksi pembelajaran antara siswa dan guru dilakukan secara daring.

Selain kuota, kekuatan sinyal di suatu daerah juga harus diperhatikan agar jalannya pembelajaran daring berjalan optimal. Namun, harus diakui, kualitas sinyal di wilayah Indonesia tak merata, sehingga dapat menghambat jalannya PJJ.

"Berbahaya kalau anak kita putus sinyal. Mereka itu putus sinyal itu berdampak kepada putus sekolah," ujar Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kemenag, Muhammad Zain, dalam acara Cara Madrasah Cakap Digital, Rabu (4/8/2021).

Baca Juga: PJJ di Masa Pandemik, Guru Ditantang Lebih Inovatif Sampaikan Materi

1. Sekolah pada masa pandemik butuh sinyal, bukan uang jajan

Kemenag: Hilang Sinyal Bisa Putus Sekolah Saat PJJ Selama PandemikIlustrasi belajar di rumah (IDN Times/Rochmanudin)

Zain mengatakan sulitnya akses internet sering dirasakan di wilayah 3T yakni terluar, tertinggal, dan terdepan. Menurutnya, siswa bersekolah saat ini lebih butuh sinyal dibanding uang jajan.

"Kalau dulu anak dikasih uang jajan, kalau sekarang harus dipastikan terkoneksi dengan internet, kalau mereka terputus ya sudah mereka putus sekolah," kata dia.

2. Selama masa pandemik, bersahabat dengan teknologi menjadi kewajiban

Kemenag: Hilang Sinyal Bisa Putus Sekolah Saat PJJ Selama PandemikDirjen Pendis Kemenag, Muhammad Ali Ramdhani. (youtube.com/Pendis Channel)

Sementara, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, M Ali Ramdhani, mengatakan selama masa pandemik, bersahabat dengan teknologi merupakan suatu kewajiban. Menurutnya, saat ini pembelajaran daring sudah banyak digunakan di madrasah.

"Dalam kondisi ini hanya dengan bersahabat dengan teknologi, khususnya teknologi digital, kita dapat bersanding dan bertanding dalam menjalani kehidupan kekinian," kata dia.

Ali kemudian mendorong kepada para guru untuk menguasai perangkat teknologi, informasi dan komunikasi (TIK). Hal itu guna mengoptimalkan PJJ.

"Membangun budaya digital tidak tidak hanya memiliki peralatan modern, tetap perlu memberikan kesadaran bagi insan penggerak pendidikan untuk menggunakan dan menguasai peralatan TIK dengan baik dan bijak," ucapnya.

Baca Juga: Nadiem: Sekolah Tatap Muka atau PJJ di Juli Tergantung Izin Orang Tua

3. Kemenag kembangkan digitalisasi madrasah

Kemenag: Hilang Sinyal Bisa Putus Sekolah Saat PJJ Selama PandemikMenag Yaqut Cholil Qoumas dalam Pengumuman Keputusan Bersama tentang Penggunaan Pakaian Seragam dan Atribut di Lingkungan Sekolah (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Sekadar informasi, Menag Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Kemenag menyiapkan anggaran Rp399 miliar untuk bantuan sanitasi dan digitalisasi madrasah. Dana tersebut diperuntukkan bagi 2.666 madrasah.

"Kami juga sudah sedang dan akan melakukan sejumlah terobosan, di antaranya adalah pengembangan platform super App yang akan menjadi semacam rumah digital di Kemenag, program buku digital madrasah, optimalisasi e-learning madrasah, dan penguatan jaringan listrik dan internet di wilayah 3T," ujar Yaqut dalam acara virtual, Rabu (4/8/2021).

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya