Narji Minta Maaf Pernah Dukung Jenderal Dudung, Ada Apa?

Narji mengaku ingin belajar politik dan agama di PKS

Jakarta, IDN Times - Komedian Narji atau Sunarji Riski Radifan meminta maaf karena pernah memberi dukungan moril kepada KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, yang pernah mencopot eks baliho Front Pembela Islam (FPI) dan Rizieq Shihab. Kala itu, Dudung masih menjabat sebagai Pangdam Jaya dengan pangkat Letjen TNI.

Pro kontra terhadap pencopotan baliho FPI dan Rizieq itu sempat muncul. Narji bersama artis Ibu Kota lainnya juga sempat memberikan dukungan moril kepada Dudung.

Usai bergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Narji berharap semua pihak memaafkannya. Dia mengaku tak bermaksud menyinggung kelompok mana pun.

"Saya berharap masyarakat mau memaafkan. Masak masyarakat tidak memaafkan saya. Istri saya saja memaafkan saya, yang punya tampang kayak gini," ujar Narji dalam keterangannya, Selasa (4/1/2021).

Baca Juga: Narji Gabung PKS, Ini yang Akan Dilakukan di Panggung Politik RI

1. Narji ingin belajar agama dan politik bersama PKS

Narji Minta Maaf Pernah Dukung Jenderal Dudung, Ada Apa?instagram.com/narji77

Dalam kesempatan tersebut, Narji mengaku ingin belajar politik dan agama bersama PKS.

"Saya mau belajar banyak hal di PKS. Partai ini kan seperti pesantren, semua kadernya dididik dan dibina secara rutin. Dan saya menyatakan siap mengikuti kegiatan itu semua," kata dia.

Baca Juga: Komedian Narji Resmi Gabung PKS, Ahmad Syaikhu: Jadi Tambahan Kekuatan

2. Nama Jenderal Dudung disinggung dalam ceramah Bahar bin Smith

Narji Minta Maaf Pernah Dukung Jenderal Dudung, Ada Apa?ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Nama Jenderal Dudung baru-baru ini sempat disebut dalam ceramah Bahar bin Smith. Bahar yang notabene pendukung Riziq Shihab meminta Dudung tidak masuk ranah agama dan fokus pada tugasnya.

Bahar kini dijadikan tersangka dan ditahan di Polda Jawa Barat dalam kasus hoaks. Bahar dilaporkan oleh seseorang berinisial TNA akibat kasus dugaan penyebaran informasi bohong saat mengisi ceramah di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jabar pada 11 Desember 2021.

Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Bahar sempat kedatangan Komandan Korem Surya Kencana Brigadir Jenderal Achmad Fauzi ke rumah Bahar bin Smith. Fauzi menyampaikan pesan kepada Bahar agar berhenti menyebarkan ceramah yang bernada provokatif. Apalagi dalam ceramahnya, Bahar sempat menyinggung Jenderal Dudung.

Kedatangan Brigjen Fauzi kemudian terekam media dan viral di media sosial. Tidak diketahui dengan jelas kapan peristiwa itu terjadi. Di dalam video itu, Bahar menolak dengan lantang bila dijemput anggota TNI untuk hadir dalam pemeriksaan di kantor Polda Jawa Barat di kasus hoaks.

Di dalam video yang beredar viral sejak 31 Desember 2021 lalu, sempat terdengar imbauan dari Brigjen Fauzi agar Bahar tidak mangkir dalam pemeriksaan di Mapolda Jawa Barat pada 3 Januari 2022.

Baca Juga: Polri Ungkap 2 Alasan Tahan Bahar bin Smith

3. Bahar minta Jenderal Dudung tidak ikut campur isu agama

Narji Minta Maaf Pernah Dukung Jenderal Dudung, Ada Apa?MayjenTNI Dudung Abdurachman Panglima Daerah Komando Militer Jaya/Jayakarta (Pangdam Jaya) TNI AD (Website/akmil.ac.id)

Dalam perdebatannya dengan Brigjen Fauzi, Bahar juga menegaskan agar Jenderal Dudung tidak lagi menyampaikan pernyataan terkait isu agama. Sebab, hal tersebut bukan teritorinya.

"Tugas saya memang kasih ceramah. Sedangkan, tugasnya Dudung jangan utak-utik masalah agama kalau tidak tahu masalah agama. Akhirnya apa? Mensifati Tuhan dengan sifat manusia. Padahal, itu kan ranah kita," kata Bahar di video tersebut.

Orang-orang di sekitar Bahar pun mengamini pernyataan residivis itu. Bahar juga menyebut tidak terima ketika Dudung sempat melontarkan bahwa Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua adalah saudara dan harus dirangkul.

"Karena berapa banyak teroris KKB yang telah membantai prajurit TNI di Papua. Kenapa Bapak gak bahas itu?" ujar Bahar.

4. PKS menjadi partai oposisi pemerintahan Jokowi

Narji Minta Maaf Pernah Dukung Jenderal Dudung, Ada Apa?Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al-Jufri saat bertemu Rizieq Shihab di Arab Saudi. (Istimewa)

Diketahui, sejak Joko Widodo-Ma'ruf Amin memenangkan Pilpres 2019, PKS masih konsisten sebagai partai oposisi bersama Partai Demokrat. Pada Pilpres 2019, FPI dan PKS sama-sama mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang kini masuk di Kabinet Indonesia Maju.

Secara politik jelas, PKS kerap 'berseberangan' dan mengkritisi kebijakan pemerintahan Jokowi. Karena itu, ada keterikatan suasana kebatinan antara PKS dan Rizieq Shihab serta pendukungnya, yang juga sering mengkritisi pemerintahan Jokowi.

Di sisi lain, keberadaan PKS dan Demokrat sebagai oposisi juga berfungsi sebagai penyeimbang dalam kehidupan berdemokrasi sebuah negara.

Kehadiran Narji di PKS jelas menjadi penyegaran sekaligus memberi kekuatan baru bagi partai berlambang padi dan bulan sabit itu jelang Pemilu 2024.

"Bergabungnya Bang Narji ini jadi kabar baik buat kita. Beliau akan menambah kekuatan PKS dalam menghadapi Pemilu 2024," ucap Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, Senin,  20 Desember 2021.

Kehadiran Narji juga sesuai dengan strategi PKS menghadapi Pilres 2024, yang akan menjaring suara dari berbagai kalangan, termasuk millennial dan gen Z. 

"Jadi PKS terbuka, kita mendekati semua kelompok, agama apa pun kita dekati, kita partai milik umat, milik bangsa, dan milik seluruh komponen masyarakat Indonesia. Apa pun agamanya, apa pun sukunya, mulai mereka generasi Z, kemudian millennial sampai di atasnya kita dekati," kata Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al-Jufri dalam wawancara khusus bersama IDN Times Agustus 2021.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya