Belasan Warga Banten di Papua Was-was, Minta Segera Dipulangkan

Minta Pemprov Banten bantu ongkos untuk pulang

Serang, IDN Times - Belasan warga asal Banten yang merantau di Papua meminta dipulangkan. Hal itu menyusul adanya kerusuhan yang terjadi di beberapa titik di Papua.

Nur Hasanudin (28), warga Kota Serang yang tinggal di sebuah kontrakan di dekat Masjid di daerah Sentani, Jayapura mengatakan, sekitar 17 warga Banten yang berjualan remot TV dan bubur tidak berani berjualan, dan masih trauma usai kerusuhan yang menewaskan puluhan orang di daerah tersebut.

"Yang sudah didata ada 13 orang, masih banyak belum didata karena terpisah," kata Nur Hasanudin saat dikonfirmasi, Selasa (1/10).

Baca Juga: Ini Masalah yang Menyulut Kerusuhan di Wamena Versi Komnas HAM

1. Was-was setiap saat konflik bisa pecah

Belasan Warga Banten di Papua Was-was, Minta Segera DipulangkanANTARA FOTO/Iwan Adisaputra

Nur Hasanudin yang berjualan bubur di Papua, sudah menetap selama tujuh tahun di Bumi Cenderawasih. Dia ingin Pemerintah Provinsi Banten membantu mereka yang sudah tak memiliki ongkos untuk pulang.

"Saya dan teman-teman sudah was-was karena setiap lagi jualan rusuh lagi. Mau pulang gak ada biaya, mau naik pesawat tiket mahal. Usaha lagi gini," katanya.

2. Situasi tidak kondusif, warga Banten di Papua tak punya ongkos pulang

Belasan Warga Banten di Papua Was-was, Minta Segera DipulangkanANTARA FOTO/Marius Wonyewun

Serupa dengan Nur Hasanudin, Azhari (47) warga Ciruas Kabupaten Serang yang tinggal di kontrakan di daerah Wamena, mengaku setiap hari kondisi di daerah tersebut semakin tidak kondusif, sehingga membuat usaha jualan remot TV keliling yang ia geluti semakin susah.

"Karena situasi tidak kondusif lagi usaha sudah susah, kita yang mau pulang belum punya ongkos," katanya.

3. Uang hanya untuk kebutuhan makan

Belasan Warga Banten di Papua Was-was, Minta Segera DipulangkanANTARA FOTO/Marius Wonyewun

Azhari mengungkapkan, agar bisa terus berjualan, dirinya harus pintar-pintar membaca situasi dan tempat aman. Dia mengaku penghasilannya semakin berkurang dan hanya untuk bisa makan.

Ia tinggal dalam satu kontrakan yang hanya berukuran sekitar 3X2 meter bersama tiga orang kawannya sesama orang Serang, Banten.

"Kalau usaha suasana tidak kondusif sudah tidak bisa diharapkan, karena kita keluar curi-curi waktu dan tempat aman. Sekarang hasil kerja hari-hari hanya untuk menutup kebutuhan makan," katanya.

4. TNI-Polri tak bisa memulangkan warga karena hanya mengamankan

Belasan Warga Banten di Papua Was-was, Minta Segera DipulangkanIDN Times/Alex J. Harianja

Teman Azhari yang juga asal Serang, Abdurahman mengatakan, kondisi kerusuhan di daerah Wamena semakin tidak kondusif dan tidak bisa diprediksi.

"Isu (rusuh di masyarakat) tiap hari, tapi gak terduga kapan saja mereka curi-curi lengah petugas," katanya.

Menurut Abdurahman, masih banyak warga Banten yang tersebar di Jayapura memiliki keinginan kembali ke kampung halaman namun terkendala masalah biaya.

"Minta dipulangkan petugas (TNI/Polri) gak bisa, karena mereka hanya mengawal kejadian (kerusuhan)," kata Azhari.

Baca Juga: Dokter Soeko Marsetiyo Jadi Korban Kerusuhan Wamena, Ini Kata Menkes

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya