Cerita A, Teman dari Yadi, Korban Tewas Aksi Demo di Gedung DPR

A mengaku sempat melihat Yadi berdarah-darah

Jakarta, IDN Times - Seorang bocah berinisial A (14) yang merupakan saksi mata penangkapan temannya Maulana Suryadi alias Yadi (23) yang tewas saat aksi, hingga kini masih merasakan sakit di bagian kepala dan juga badan. 

Sebab, saat ia diamankan pihak kepolisian bersama almarhum Yadi, kala melihat aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/9) lalu, dirinya sempat dianiaya oleh aparat kepolisian. 

Dalam wawancara yang dilakukan IDN Times di rumahnya itu, A terlihat sangat trauma atas kejadian yang menimpanya itu.

1. Mengaku hanya menonton demo, ia dan Yadi ditangkap polisi bermotor

Cerita A, Teman dari Yadi, Korban Tewas Aksi Demo di Gedung DPRDok. IDN Times/Istimewa

A menceritakan, saat itu dirinya diajak oleh Yadi ke kawasan Slipi, Jakarta Barat. Namun, saat itu ia mengaku enggan ikut. 

"Pertama almarhum (Yadi) yang ajak ikut demo, awalnya gak mau. Akhirnya dipaksa tuh, ada orang lain juga yang ngajakin buat ikutan ngelempar batu. Kan saya sama almarhum itu lagi di motor di atas flyover (Slipi) lihat orang demo," katanya saat ditemui di kediamannya di kawasan Kebayoran Lama, Jumat (4/10).

Saat itu, katanya, dirinya tiba-tiba didatangi oleh anggota kepolisian menggunakan motor tril. Mereka pun akhirnya pasrah karena sudah tak bisa melarikan diri. 

"Pada lari tuh ke bawah, ternyata di bawah juga sudah dikepung sama Brimob, di situ ditangkap tuh, dimasukkin ke mobil," ujarnya.

Baca Juga: 2 Pelajar Dikeluarkan Karena Ikut Demo, Mendikbud: Sanksi Tak Mendidik

2. Ditangkap pakai motor tril, dimasukkan mobil, disuruh tiarap dan ditumpuk-tumpuk

Cerita A, Teman dari Yadi, Korban Tewas Aksi Demo di Gedung DPRIDN Times/Muhammad Iqbal

A mengatakan, ia dan Yadi dimasukkan ke dalam mobil Polisi. Di dalam, A menyebutkan kalau kondisinya sangat tak manusiawi. Di mana para pedemo yang diamankan disuruh tiarap dan ditumpuk. 

"Waktu dibawa ke dalam mobil tuh disuruh tiarap, ditumpuk di dalam itu. Almarhum itu di bawah saya, dia udah gak bergerak, pingsan, dan saya juga lama-lama pingsan. Saya sadar di Polres Barat," katanya. 

"(Masuk mobil polisi) Dipukul pakai tangan kosong sekali di perut sama Brimob. Sempat pingsan di dalam mobil, sadar-sadar di gerbang Polres Barat pas mau turun. Waktu itu sadar karena dikasih oksigen, ada almarhum juga di situ pingsan tapi gak sadar-sadar," sambungnya.

3. A terakhir melihat Yadi berdarah-darah di Polres Jakbar

Cerita A, Teman dari Yadi, Korban Tewas Aksi Demo di Gedung DPRDok. IDN Times/Istimewa

A mengungkapkan, saat berada di Polres, A masih melihat Yadi. Namun, Yadi saat itu tengah ditangani oleh tim medis. 

"Kurang jelas juga sih, tapi saya lihat ada darah-darah sedikit di pipinya. Itu lagi dikasih oksigen sama dokter, ada tabung oksigen juga, di aspal posisinya itu, gak ada alas itu di aspal di Polres," ujarnya. 

Singkat cerita, A akhirnya menginap di Polres Jakarta Barat selama 3 hari 3 malam. A mengaku diperiksa oleh penyidik. Saat ditanya, A mengaku menanyakan kabar dan keberadaan Yadi. 

"(Di Polres) Ya dipisahkan yang dewasa sama yang anak-anak ke ruang PPA. Di situ menginap 3 hari 3 malam. Ditanya-tanya, ditanya setiap harinya bagaimana, main sama siapa, nama, alamat, siapa yang ngajak. (Tanya keberadaan Yadi) Sempat tanya cuma gak dijawab," bebernya.

4. Tiga hari ditahan, A dijemput orangtua untuk dibebaskan

Cerita A, Teman dari Yadi, Korban Tewas Aksi Demo di Gedung DPRDok. IDN Times/Istimewa

Selama tiga hari ditahan, A akhirnya dijemput oleh orangtuanya untuk dibebaskan. Di mana kemudian ia mengaku baru tahu kalau Yadi telah meninggal dunia. 

"Iya dijemput sama bapak, dikabarin sama polisi terus didatangi ke rumah. Hari Sabtu habis Maghrib (dijemput bapak) dikasih tahu kalau saya ada di Polres. Dan saya tahu dari bapak, bilangnya si Yadi meninggal pas hari Jumat. Jadi selama di sana (Polres) gak tahu kalau Yadi meninggal," ungkapnya.

Baca Juga: Maulana Suryadi Tewas Usai Ikut Demo, Polisi: Itu karena Sesak Napas

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya