Ilustrasi Pendidikan (IDN Times/Arief Rahmat)
Ipuk mencontohkan sejumlah masalah yang bisa cepat diselesaikan bersama tim, yakni persoalan anak putus sekolah.
"Dengan kerja tim, sejumlah masalah kita urai. Ada beberapa anak misalnya terancam putus sekolah, langsung diatasi," akunya.
Sementara persoalan infrastruktur yang membutuhkan waktu lebih lama untuk menuntaskan yakni sarana transportasi untuk petugas kesehatan di daerah yang geografisnya sulit dan persoalan irigasi pertanian.
"Ada pula beberapa masalah infrastruktur yang sudah saya masukkan perencanaan untuk dieksekusi di semester kedua, setelah kemarin turun langsung di desa. Misalnya di lereng Gunung Raung, lalu ada soal irigasi di sejumlah desa,” katanya.
Sejumlah persoalan yang dialami para pelaku UMKM, seperti kurangnya alat produksi, peralatan warung, hingga izin usaha mikro, juga ia upayakan. Menurutnya sudah ada 587 izin usaha mikro dan nomor induk berusaha (NIB).
"Dengan mempunyai izin, pelaku ekonomi arus bawah bisa menjadi penerima program pemberdayaan maupun akses modal bersubsidi dari pemerintah maupun bank-bank BUMN," ujar Ipuk.
Selain ngantor di desa, ia sekaligus memikiki program warung naik kelas. Selama ini, Ipuk mengklaim telah membantu alat produksi kepada 850 warga yang memiliki usaha warung.
"Solusi juga diberikan kepada sejumlah kelompok tani dan wanita tani terkait pupuk organik. Untuk nelayan, kami juga telah menuntaskan Gerai Pelayanan Terpadu khusus nelayan," pungkasnya.