Denpasar, IDN Times - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Djarot Saiful Hidayat, mengatakan nama-nama yang akan diusulkan menjadi menteri dari PDIP akan diumumkan langsung oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Megawati disebut-sebut telah mengantongi lebih dari 10 nama calon menteri untuk diajukan ke Presiden Jokowi. Hal ini disampaikan Djarot di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Bali pada Jumat (9/8).
Djarot mengaku tak tahu soal list nama yang disebut-sebut sudah dikantongi Megawati untui diusulkan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko "Jokowi" Widodo.
Djarot meyakini, Megawati akan menyampaikannya secara blak-blakan di hadapan peserta kongres jika nama-nama tersebut memang sudah ada.
"Ibu Ketua Umum kita, bu Mega kalau menyampaikan sesuatu tidak pernah selintutan. Selintutan itu jalan belakang. Langsung di-declare. Yang declare depan umum. Di sidang kongres lagi. Di-declare langsung," kata Djarot.
Sependapat dengan Megawati, Djarot setuju jika PDIP layak mendapatkan peranan yang lebih besar di pemerintahan dengan kursi yang lebih banyak dibanding partai lainnya dalam jajaran menteri.
"Bahwa sekarang ini PDI Perjuangan harus dapat peran lebih besar, kenapa? Ya, karena dia menang. Sudah selayaknya, toh?", kata Djarot.
Menurut mantan Plt Gubernur DKI Jakarta ini, hal ini perlu dilakukan bukan untuk kepentingan partai, namun untuk kepentingan bangsa dan negara.
"Karena kekuasaan itu harus didarmabaktikan, harus dikerjakan untuk mewujudkan keadilan sosial," kata Djarot. "Harus untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Harus membangkitkan kemandirian," lanjut dia lagi.
Ditanyai soal kriteria sosok yang pantas dijadikan calon menteri oleh PDIP, Djarot enggan berkomentar banyak. Menurutnya sosok yang ideologis penting untuk diperhitungkan.
"Sebaiknya tanya ke Ibu. Pak Jokowi juga punya kriteria, toh? Tapi yang jelas kriteria ideologis itu yang jadi penting," kata dia.
Djarot mengatakan PDIP siap ditempatkan di kementerian mana pun jika kader-kadernya terpilih menjadi menteri.
"Sekali lagi pola pikiri kita bukan politik pragmatis. Pola pikir kita harus memikir Indonesia ke depan kayak apa," kata Djarot.
"Kalau pos strategis, kita postur kabinet juga belum tahu seperti apa. Sekarang lagi digodok," tutup dia.