Jakarta, IDN Times - Pembangunan infrastruktur di era pemerintahan Joko “Jokowi” Widodo, digadang-gadang menjadi senjata ampuh bagi capres petahana untuk melawan penantangnya, Prabowo Subianto, dalam debat kedua Pilpres 2019, Minggu (17/2) mendatang.
Karena tidak dapat dipungkiri, pembangunan infrastruktur yang masif dari Sabang hingga Merauke akan sangat ditonjolkan Jokowi dalam sesi debat dengan tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.
Tapi, kata Direktur Eksekutif INDEF Eny Sri Hartati, hal tersebut belum tentu dapat menarik suara pemilih yang masih dalam kegamangan atau swing voters, yang jumlahnya mencapai 15 persen. Karena mereka juga membutuhkan pencapaian lainnya yang sudah dilakukan pemerintahan Jokowi.
“Cuma pertanyaannya adalah dengan data-data itu mampu gak meyakinkan (pemilih) yang harus diyakinkan, bukan yang loyalisnya Pak Jokowi loh, yang harus diyakinkan adalah 15 persen yang masih swing voters,” ujar Eny di kawasan Juanda, Jakarta Pusat, Rabu (13/2).
Eny menuturkan, memang Jokowi sedikit lebih diuntungkan dengan pencapaian infrastruktur yang telah dilakukan, terlebih ia juga merupakan petahana yang bisa memberikan contoh dari hasil kerjanya tersebut selama 4 tahun terakhir ini.
“Ya tentu kalau hanya menyampaikan kuantitas, itu Pak Jokowi bisa sampaikan berapa jalan tol yang sudah dibangun, berapa bendungan yang sudah dibangun, berapa jalan desa yang sudah diperbaiki, pasti semua ada datanya,” terang dia.
Dia menyarankan, untuk dapat menggaet suara gamang tersebut, dalam debat kedua nanti Jokowi harus dapat menyuguhkan debat yang lebih substantif, bukan hanya saling lempar kritik visi dan misi kepada lawannya.
“Jadi misal jawabannya masih business as usual seperti sekarang, tentu itu akan berat meyakinkan masyarakat yang masih gamang tadi, maka harus ada suatu terobosan untuk petahana betul-betul ada program yang nantinya lebih revolusioner,” jelasnya.
Lebih jauh Eny menambahkan, kubu Prabowo juga bisa memanfatkan debat kedua ini dengan memberikan masukan-masukan terkait kekurangan yang berada di dalam pemerintahan Jokowi, misalnya impor pangan yang melonjak tinggi.
“Begitu juga dengan oposisi tidak hanya sekedar tidak mengimpor, tapi apa yang akan dilakukan supaya kita tidak mengimpor, apa yang akan dilakukan agar harga pangan kita stabil dan stabil itu tidak hanya terjadi dalam short term tapi keberlanjutan,” pungkasnya.
Seperti diketahui, debat kedua pilpres akan digelar pada Minggu (17/2) mendatang dengan hanya menghadirkan calon presiden saja.
Tema yang akan diangkat adalah tentang energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.
Debat sendiri akan diselenggarakan di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Selatan yang akan disiarkan di MNC Grup yaitu RCTI, JTV, MNC TV, dan INews TV.
Presenter kondang Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki telah didapuk oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggantikan posisi Ira Koesno dan Imam Priyono, sebagai moderator dalam debat kedua tersebut.