Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Paket makanan uji coba program makan bergizi gratis Prabowo-Gibran. (IDN Times/Larasati Rey)
Paket makanan uji coba program makan bergizi gratis Prabowo-Gibran. (IDN Times/Larasati Rey)

Intinya sih...

  • Mendes Yandri menargetkan terdapat 30 ribu dapur MBG yang membutuhkan pasokan bahan baku lokal dalam jumlah besar dari desa.

  • Dana ketahanan pangan harus disesuaikan dengan potensi desa, seperti fokus pada padi, jagung, atau ayam petelur.

    Desa punya kekuatan untuk membangun ketahanan nasional

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah terus mendorong peran aktif masyarakat desa untuk mendukung keberhasilan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto menilai, desa memiliki peran strategis sebagai penyedia bahan pangan bagi dapur-dapur MBG.

“Saya berharap melalui gerakan menanam, kita bisa menyambut program Makan Bergizi Gratis dengan kesiapan penuh. Butuh banyak bahan baku setiap hari, dan desa bisa jadi penyedia utama,” ujar Yandri dalam keterangannya, dikutip Minggu (15/6/2025).

1. Ada 190 SPPG di 26 provinsi

SPPG Tambolaka ini kita memanfaatkan petani lokal, peternak, dan pengusaha-pengusaha lokal yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya untuk program MBG. (Dok. Tim Komunikasi Prabowo)

Yandri mengatakan, saat ini telah terbentuk 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di 26 provinsi. Ia menargetkan agar lebih banyak desa segera menjalankan program ketahanan pangan dengan mengandalkan komoditas lokal masing-masing.

“Ke depan akan ada 30 ribu dapur MBG. Itu butuh pasokan tomat, cabai, telur, ikan, daging ayam dalam jumlah besar. Kalau bukan dari desa, dari mana lagi?” ucap dia.

2. Penggunaan dana disesuaikan dengan potensi desa

Petani Desa Trosono, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan sukses tanam semangka. IDN Times/Imron

Yandri menekankan penggunaan dana ketahanan pangan disesuaikan dengan potensi dan tema masing-masing desa. Jika desa unggul di sektor padi, maka fokus pada padi. Jika desa memiliki potensi jagung atau ayam petelur, maka dana dapat diarahkan.

"Jangan sampai desa hanya jadi penonton. Masa makan bergizi, berasnya dari luar, ikannya dari luar, cabainya juga dari luar. Padahal potensi desa sangat besar,” kata Mendes Yandri.

3. Desa punya kekuatan untuk membangun ketahanan nasional

Seorang petani Desa Wonosoco Kecamatan Undaan Kudus memanggul padi melewati tegalan sawah. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Dalam kesempatan itu, Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas, Anang Noegroho menambahkan, sinergi antara pemerintah dan masyarakat desa adalah kunci dalam menciptakan sistem pangan yang kuat. Ia menilai desa bisa menjadi tulang punggung penyedia bahan baku MBG sekaligus memperkuat perekonomian masyarakat.

“Desa adalah kekuatan utama dalam membangun ketahanan pangan nasional. Jika dikelola dengan baik, desa bisa menjadi penopang utama pasokan pangan untuk program MBG sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,” ujar Anang.

Editorial Team