Pemukulan Pelajar di Bogor, Kemen PPPA: Penting Junjung Sportivitas

22 Feb 2025, 21:35 WIB

ilustrasi kekerasan terhadap anak. (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Kasus pemukulan terhadap seorang pelajar terjadi saat pertandingan SDH Basketball Cup 2025 yang berlangsung di Kota Bogor pada 17 Februari 2025. Dalam kejadian tersebut, salah satu peserta, AS (13 tahun), yang merupakan pelajar SMPN 1 Bogor, diduga mengalami tindakan kekerasan dari anggota grup lawan, RC, seorang pelajar dari SMP Mardi Waluyo Cibinong. Menanggapi hal ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) terus mendalami dan memantau perkembangan insiden tersebut.

"Kemen PPPA melalui tim layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 telah berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kabupaten Bogor dan memastikan bahwa korban telah mendapatkan pendampingan," kata Plh.Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kemen PPPA, Indra Gunawan, dikutip Sabtu (22/2/2025).

1. Dorong PERBASI lakukan asesmen dan audit kasus ini

Indra mendorong agar organisasi olahraga, termasuk Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI), melakukan asesmen atau audit terhadap kejadian ini, untuk menilai ada tidaknya pelanggaran aturan atau bahkan kesengajaan dalam tindakan kekerasan yang ditujukan kepada satu anak tertentu.

Langkah ini, menurut Indra, sangat penting untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang, serta untuk melindungi hak-hak dan kesejahteraan anak-anak dalam dunia olahraga.

2. Sportivitas dalam olahraga harus menjadi nilai utama

Staf Ahli Bidang Pembangunan Keluarga KemenPPPA, Indra Gunawan di Kantor KemenPPPA, Jakarta Jumat (25/8/2023). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Indra menekankan, sportivitas dalam olahraga harus menjadi nilai utama yang dijunjung tinggi oleh setiap pihak. Olahraga adalah wadah untuk membentuk karakter, bukan untuk melampiaskan kekerasan. Sebagaimana disebutkan dalam peraturan-perundang-undangan yang berlaku, segala bentuk kekerasan terhadap anak tidak dapat diterima.

"Indra menekankan bahwa sportivitas dalam olahraga harus menjadi nilai utama yang dijunjung tinggi oleh setiap pihak," katanya.

3. RC tertangkap kamera melakukan pemukulan terhadap AS

Ilustrasi korban (IDN Times/Mardya Shakti)

Perlu diketahui, peristiwa ini terjadi pada Senin, 17 Februari 2025, dimana AS dan RC turut berpartisipasi dalam turnamen basket antar sekolah yang diselenggarakan di Kota Bogor. Selama pertandingan, RC tertangkap kamera melakukan pemukulan terhadap AS. Selain AS, diduga ada pemain lain yang juga menjadi korban kekerasan dalam pertandingan tersebut, meski kejadian itu tidak terekam kamera.